ESANDAR, Jakarta – Dalam sebuah pesan kepada kliennya, Moody’s Investors Service menyatakan bahwa Tarif Impor AS atas Mobil dan Suku Cadang, bisa menyebabkan kejatuhan ekonomi global. Dirilis pada awal pekan ini, retribusi dianggap bisa sekitar $ 500 miliar arus perdagangan dan merugikan ekonomi global dengan mendistorsi harga dan menciptakan inefisiensi.
Dampaknya “akan bergema di seluruh rantai pasokan global,” kata analis Moody. “Laju ekspansi global yang sudah melemah akan memperbesar tekanan pertumbuhan global, menyebabkan pukulan yang lebih luas terhadap kepercayaan bisnis dan konsumen di tengah kondisi keuangan yang semakin ketat.”
Para produsen mobil akan menjadi yang paling terpengaruh, dengan para calon tarif langsung memotong keuntungan mereka, kata analis Moody. “Setelah penerapan tarif, pembuat mobil perlu menyerap kenaikan biaya untuk melindungi volume penjualan, meneruskan biaya tarif kepada pelanggan atau pemasok, atau menerapkan kombinasi pendekatan untuk mengurangi dampak pada profitabilitas mereka,” kata mereka.
Departemen Perdagangan belum mempublikasikan laporannya mengenai dampak potensial tarif tersebut, tetapi minggu lalu sebuah think tank ekonomi Jerman merilis laporannya sendiri, mencatat konsekuensi kerugian nilai tambah seperti sekitar 8 miliar euro ($ 9 miliar) untuk industri otomotif Jepang. sekitar 7 miliar euro untuk Jerman, di antara hasil lainnya.
Dalam catatan tersebut, analis Moody juga mengatakan bahwa dampak “kredit negatif” akan terutama diucapkan produsen Jepang, Korea, Meksiko dan Jerman akan menjadi yang paling rentan. Sementara produsen mobil China sebagian besar tidak akan terpengaruh karena “eksposur minimal” mereka ke pasar A.S., kata analis Moody. Kendaraan yang diimpor ke AS terutama berasal dari Jepang, Jerman, dan Korea. (Lukman Hqeem)