ESANDAR, Jakarta – Pejabat eksekutif Bank Sentral Jepang pada Rabu (20/06) mengatakan tentang perlunya melakukan pelonggaran lebih lanjut dalam kebijakan moneter guna mempercepat pencapaian target inflasi.
Meski demikian, dalam risalah pertemuan bank sentral Jepang terkini, bahwa sebagian besar pejabat eksekutif ingin menjaga kebijakan moneter tidak berubah. Ini merupakan risalah pertemuan pada bulan April lalu yang dirilis hari ini.
Memang risalah tersebut tidak secara rinci menyebutkan siapa yang berbicara, tetapi kemungkinan yang berbicara mengenai pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut adalah Goushi Kataoka, seorang ekonom reflationist yang secara teratur telah menyuarakan agar BOJ mempertahankan kebijakan moneter lunaknya.
Anggota dewan lain tidak mungkin mendukung Kataoka karena kekhawatiran atas efek samping dari pelonggaran kuantitatif yang berkepanjangan, tetapi hasil beberapa risalah memang menyoroti skeptisisme BOJ setelah melewati jangka waktu target inflasi 2% .
BOJ mempertahankan kebijakan tidak berubah pada pertemuan April tetapi menurunkan kerangka waktu yang telah ditetapkan untuk mencapai target inflasi 2 persen, dalam sebuah langkah mengejutkan yang dikatakan para analis ditujukan untuk menjaga ekspektasi pasar untuk lebih banyak stimulus di cek.
Risalah menunjukkan bahwa tidak ada anggota dewan yang mengajukan proposal resmi untuk pelonggaran tambahan pada pertemuan di bulan April, meskipun satu anggota menganjurkan percepatan ekonomi dengan mengambil langkah-langkah pelonggaran tambahan untuk meningkatkan ekspektasi inflasi.
Para anggota lain khawatir bahwa dengan tetap berpegang pada perkiraan, mereka mengharapkan untuk memenuhi target inflasinya, maka bank sentral dapat menghambat komunikasi dengan pasar, sebagaimana ditunjukkan dalam risalah tersebut. Hal ini karena investor seringkali menghubungkan antara perkiraan dengan perubahan kebijakan moneter BoJ.
Satu anggota menyatakan keprihatinan bahwa dengan menghapus jangka waktu target inflasi akan melemahkan komitmen BOJ terhadap upaya stabilisasi harga. BOJ memang bisa menurunkan perkiraan untuk pertumbuhan harga konsumen pada pertemuan berikutnya di bulan Juli tetapi sebagian ekonom telah memperkirakan akan kemungkinan BOJ dalam mempertahankan kebijakan moneternya.
Seperti yang dikatakan oleh pengamat ekonomi dari Mizuhi Sekuritas, Norio Miyagawa bahwa BOJ kini mempersiapkan diri untuk pertempuran panjang, karena pada dasarnya sudah menyerah lebih cepat dalam mencapai target inflasi.
Di bawah kebijakan pelonggaran moneternya, BOJ memandu suku bunga jangka pendek sebesar minus 0.1 persen dan imbal hasil obligasi 10-tahun menghasilkan sekitar nol persen melalui pembelian besar-besaran utang pemerintah. Lembaga keuangan ini telah mengeluhkan bahwa kebijakan BOJ telah menyedot likuiditas dari pasar obligasi dan merugikan laba bank. (Lukman Hqeem)