Hubungan Harga Emas dan Saham

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Harga emas turun kembali ke level terendah dua tahun baru-baru ini di dekat $1.626 karena sentimen masam bergabung dengan pernyataan sejumlah petinggi Fed yang tetap bernada hawkish, sehingga mendorong penguatan Dolar AS. Disisi lain, kekhawatiran geopolitik terkait Rusia adalah tantangan utama bagi pasar, selain kemerosotan baru-baru ini dalam berbagai mata uang versus dolar AS, terutama Pound Inggris (GBP), juga menambah suasana risk-off.

Data PMI AS yang lebih kuat menjadi katalis tambahan yang mendukung kenaikan dolar AS dan membebani harga emas akhir-akhir ini. Namun, pidato minggu ini dari Ketua Fed Jerome Powell akan menjadi penting untuk arah yang jelas karena para pedagang merasakan kemunduran dalam greenback.

Harga emas terlihat tetap nyaman di bawah pertemuan support-resistance $1.645 yang terdiri dari pita tengah Bollinger per jam dan titik pivot S2 satu bulan. Meskipun demikian, terendah hari sebelumnya dan SMA10 pada 1 jam menjaga sisi atas langsung harga di dekat $1.640.

Perlu juga dicatat bahwa banyak resistensi di atas harga $1.645 yang dapat menjadi tantangan bagi upaya bull emas. Di antaranya, konvergensi Fibonacci 38,2% dari grafik satu hari dan SMA10 pada grafik 4 jam yang menawarkan resistensi kuat di dekat $1,655.

Sebaliknya, titik pivot S1 satu hari bergabung dengan band bawah Bollinger per jam untuk menyoroti $1,631 sebagai support langsung. Setelah itu, titik rendah dalam grafik 4 jam sebelumnya bergabung dengan pivot point satu minggu sebagai level support utama di $1.627.

Secara keseluruhan, emas kemungkinan akan tetap lemah kecuali berhasil bertahan di atas $1.645.