ESANDAR, Jakarta – Perekonomian Italia dilaporkan tumbuh negatif pada kuartal keempat 2018. Hasil ini secara resmi menjerumuskan negara itu ke dalam resesi secara teknikal, demikian menurut data resmi yang dirilis, Kamis (31/01).
Ekonomi Italia terkontraksi 0,2% di kuartal keempat setelah turun 0,1% pada kuartal ketiga. Hal ini dipastikan akan memberikan tekanan pada pemerintah populis di ekonomi terbesar ketiga zona euro itu.
Resesi adalah penurunan aktivitas ekonomi yang sangat signifikan yang berlangsung selama lebih dari beberapa bulan. Sebuah perekonomian bisa dikatakan mengalami resesi jika pertumbuhan ekonominya negatif selama dua kuartal berturut-turut.
Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte telah mengantisipasi kabar buruk tersebut pada hari Rabu dalam sebuah konferensi bisnis di Milan. Para analis memberi tahu kami bahwa kami kemungkinan masih akan sedikit menderita di awal tahun ini,” katanya, mengutip AFP. Ia menyalahkan perlambatan ekonomi di China dan Jerman sebagai penghambat ekspor Italia. “Tapi semua elemen akan pulih di enam bulan kedua tahun 2019,” tambah Conte.
Pemerintah koalisi partai anti-kemapanan Liga Bintang Lima dan partai sayap kanan Liga terpaksa mengurangi anggarannya yang ambisius dan mahal pada bulan Desember untuk menghindari sanksi dari Komisi Eropa dan pasar keuangan.
Perlambatan ini tentunya akan membuat kedua Partai kesulitan memenangkan suara dari pendukung mereka, yang telah mereka janjikan berbagai hal mulai dari reformasi dalam sistem pensiun dan tunjangan pendapatan terhadap masyarakat miskin.
Data yang dirilis Kamis itu “mencerminkan memburuknya kinerja sektor industri dan kontribusi negatif pertanian,” kata lembaga statistik nasional Istat.
Lembaga ini sebelumnya merilis tingkat pengangguran Desember, yang turun menjadi 10,3% dari 10,5%, yang merupakan pertanda positif. Namun, angka pengangguran untuk orang muda berusia 15 hingga 24 tahun naik 0,1%, menjadi 31,9%. (Lukman Hqeem)