ESANDAR, Jakarta – Perdagangan di lantai bursa saham Amerika Serikat diwarnai aksi jual besar-besaran pada Selasa (04/12). Investor merasa skeptis dengan perjanjian gencatan perang dagang AS – China yang tercapai di Buenos Aires.
Aksi jual mencatatkan kinerja harian terburuknya dalam masa hampir sebulan ini didasari skeptisme atas signifikansi perjanjian AS – China. Ketiga indek utama di Wall street harus berakhir turun, dengan kinerja terburuk sejak 10 Oktober silam.
Padahal dalam perdagangan dihari Senin, pasar menyambut gembira dengan melonjak tajam. Sayangnya dalam perdagangan hari Selasa (04/12), pelaku pasar melakukan aksi ambil untung.
Sektor keuangan dan Industri menjadi sektor yang paling terpukul. Sementara sektor mampu menjaga kinerja positifnya di bursa S&P 500
Langkah ini nampaknya juga sebagai upaya antisipasi liburan pada hari Rabu, dimana pasar tutup untuk berkabung nasional dalam pemakaman mantan Presiden AS, George H.W Bush, yang meninggal pada Jumat kemarin dalam usia 94 tahun.
Indek Dow Jones turun 799.36 poin atau 3.1%, ke 25,027.07, sementara Indek S&P 500 turun 90.31 poin, atau 3.2%, ke 2,700.06. Indek Nasdaq jatuh 283.09 poin, atau 3.8%, ke 7,158.43.
Sementara dalam perdagangan di Eropa, bursa-bursa utama Eropa ditutup turun di tengah keraguan apakah Amerika Serikat (AS) dan China akan benar-benar mampu menyepakati perdamaian dagang yang permanen.
Indeks FTSE 100 di London melemah 0,56% menjadi 7.022,76, indeks DAX di Frankfurt anjlok 1,14% ke posisi 11.335,32, sementara indeks CAC 40 di Paris terperosok 0,82% ke 5.012,66. Indeks Eropa Stoxx 600 turun 0,7% di akhir sesi perdagangan dengan mayoritas sektor dan bursa utama berada di zona negatif.