Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Saham-saham di sektor teknologi mampu naik dan mendorong bursa saham di Wall Street ke penutupan yang lebih tinggi. Para investor mengabaikan sejumlah laporan pendapatan emiten yang beragam dan fokus pada hasil Netflix yang solid.

Pasar juga merespon positif langkah-langkah kebijakan Beijing untuk meningkatkan pasar Cina. Emiten-emiten raksasa yang di sektor teknologi mendorong Nasdaq, sementara kenaikan S&P 500 dan Dow lebih moderat. Namun, S&P 500 dan Dow mampu meraih rekor penutupan tertinggi. Ketiga indeks tersebut membukukan kenaikan minggu keenam berturut-turut, kenaikan mingguan terpanjang sejak akhir 2023.

Serangkaian laba berkisar dari optimis hingga suram, dimana platform streaming Netflix menunjukkan penambahan pelanggan yang kuat. Perusahaan produk konsumen Procter & Gamble melaporkan penurunan penjualan yang mengejutkan karena melambatnya permintaan untuk produk-produknya. Saham Netflix mampu menggerakkan sektor teknologi, dan ketika satu sektor kuat, biasanya orang menjual sektor lain. Alhasil Nasdaq memimpin sementara Dow Jones tertinggal. Kondisi ini berbalik dari situasi beberapa hari lalu, dengan demikian ini adalah gambaran pasar yang klasik.

Pasar saat ini masih menilai potensi pemotongan suku bunga global, dan menguatnya ekonomi AS. Satu-satunya ketidakpastian adalah pemilihan presiden AS, meski pasar juga semakin nyaman dengan hasil tersebut.

Indek Dow Jones dan S&P 500 mencapai titik tertinggi pada sesi penutupan, terangkat oleh saham teknologi. Indek Dow Jones naik 36,86 poin, atau 0,09%, menjadi 43.275,91; S&P 500 naik 23,20 poin, atau 0,40%, menjadi 5.864,67; dan Nasdaq naik 115,94 poin, atau 0,63%, menjadi 18.489,55.

Dalam perdagangan mata uang, Dolar merosot setelah lima sesi kenaikan berturut-turut karena selera risiko membaik setelah pengumuman stimulus Beijing. Namun, dolar AS mampu mencatat kenaikan mingguan ketiga berturut-turut.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang termasuk yen dan euro, turun 0,28% menjadi 103,49, dengan euro naik 0,3% pada $1,0864. Terhadap yen Jepang, dolar melemah 0,45% menjadi 149,53.

Imbal hasil Treasury AS turun karena pasar berkonsolidasi menyusul peningkatan besar selama bulan lalu karena pelaku pasar terbiasa dengan Fed yang kurang dovish dalam menghadapi data ekonomi yang lebih kuat dari perkiraan.

Imbal hasil pada obligasi acuan AS 10 tahun turun 2,1 basis poin menjadi 4,075%, dari 4,096% pada Kamis sore. Imbal hasil obligasi 2 tahun, yang biasanya bergerak sesuai dengan ekspektasi suku bunga, turun 3,7 basis poin menjadi 3,95%, dari 3,987% pada Kamis sore.

Sementara dalam perdagangan komoditi, harga minyak berjangka bulan depan turun dan berada di jalur penurunan mingguan terbesar sejak awal September karena meningkatnya kekhawatiran tentang permintaan Cina. Para investor juga mengurai beragam prospek mengenai konflik Timur Tengah. Harga Minyak mentah AS turun 2,05% menjadi $69,22 per barel, sementara Brent turun menjadi $73,06 per barel, turun 1,87%.

Harga emas berhasil melewati angka $2.700 untuk pertama kalinya. Dorongan kenaikan yang kuat ditopang banyaknya ketidakpastian. Ini mendorong permintan asset safe haven meskipun investor akan tetap berhati-hati dalam mendiversifikasi alokasi asset safe haven kedalam portofolio mereka. Pada perdagangan emas di pasar spot, harga naik 1,01% hingga $2.721 per troi ons.