Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Indeks utama AS berakhir sedikit merah dimana 7 dari 11 sektor S&P 500 berakhir lebih rendah; kontra bahan pokok mengalami penurunan terbesar. Dolar, emas, minyak mentah lebih rendah sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun turun ke ~4.71%.

Bursa saham AS mengakhiri sesi dengan sedikit merah tetapi jauh dari posisi terendah karena investor memposisikan diri menjelang laporan ketenagakerjaan pada hari Jumat. Tiga saham utama AS anjlok di pagi hari, dengan S&P 500 menyentuh level terendah hari itu tepat setelah pukul 11.00 EST (23.00 WIB). Saham kemudian menghabiskan sisa sesi mencoba, dan akhirnya gagal, untuk kembali ke zona hijau.

Imbal hasil Treasury AS terus turun dari level tertinggi 16 tahun yang dicapai pada hari Selasa menjelang data penggajian Departemen Tenaga Kerja bulan September, yang diperkirakan menunjukkan perekonomian AS menambah 170.000 pekerjaan pada bulan lalu.

Tingkat pengangguran terlihat berkurang 10 basis poin menjadi 3,7% dan konsensus memperkirakan pertumbuhan upah per jam akan meningkat secara bulanan, menjadi 0,3%, dan tetap stabil di 4,3% tahun-ke-tahun. Data yang dirilis sebelum bel pembukaan menunjukkan klaim pengangguran yang lebih sedikit dari perkiraan dan penurunan rencana PHK bulanan sebesar 37%, serta kesenjangan perdagangan internasional yang paling sempit sejak September 2020, yang semuanya memberikan gambaran ketahanan ekonomi dalam menghadapi kebijakan moneter yang restriktif. Hal ini memberikan sedikit dorongan bagi The Fed untuk beralih ke sikap yang tidak terlalu hawkish.

Presiden Federal Reserve Bank San Francisco Mary Daly mengatakan bahwa kebijakan moneter The Fed sudah “memasuki” wilayah yang membatasi, dan mengingat menurunnya inflasi dan lonjakan imbal hasil Treasury AS baru-baru ini, The Fed mungkin tidak perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut.