ESANDAR, Jakarta – Bursa saham Asia berhasil menguat kembali dalam perdagangan hari Kamis (01/02/2018) setelah terseret penurunan sejak awal minggu. Sayangnya, sejumlah saham Cina masih melemah menyusul data manufaktur Cina terkini. Hal ini membenani laju kenaikan indek Hang Seng, Hong Kong.
Data manufaktur Cina diterbitkan kemarin dengan mengukur sejumlah aktifitas pabrikan, menariknya data dari pihak swasta ini dianggap lebih bisa mewakili kondisi yang nyata dibandingkan data yang dilansir pemerintah Cina. Sudah bukan rahasia lagi bahwa pasar lebih membobot berat pada data-data dari sumber yang lebih kredibel dibandingkan angka-angka dari pemerintah. Data lansiran pemerintah dianggap hanya lip service saja.
Untuk bulan Januari, data aktifitas manufaktur Cina hanya datar-datar saja dan hanya sedikit mengalami ekspansi disejumlah wilayah. Dibandingkan dengan aktifitas bulan Desember, tidak terpaut jauh. Ini mengindikasikan bahwa permintaan produk manufaktur juga lebih lemah.
Lemahnya kondisi ini membuat saham-saham di bursa Shanghai lesu. Indek Shanghai berbalik dari kenaikan diawal perdagangan hari ini dengan berakhir turun 1,1%. Sementara Indek Shenzhen yang menjadi rumah bagi perusahaan-perusahaan kecil di Cina, turun 2,4% lebih. Ini merupakan posisi yang sebelumnya terlihat pada pertengahan Juli. Alhasil, Indek Hang Seng Hong Kong terbebani dan mengakhiri sesi tengah hari dengan 0,4% setelah naik sebanyak 0,5%.
Menariknya, kabar dari Cina tersebut berbeda dengan yang terjadi di Jepang, Korea Selatan dan Taiwan bahkan Thailand sekalipun. Indek Manufaktur mereka, PMI untuk bulan Januari mengalami kenaikan. Sementara itu, nilai ekspor Korea, yang dipandang sebagai proxy untuk menilai kekuatan perdagangan global, juga naik bulan lalu. Bahkan naik lebih dari yang diperkirakan.
Indek Nikkei dengan kenaikan 1.3% akhirnya mampu berbalik arah naik dan memimpin kenaikan sejumlah indek saham di area ini. Sejumlah indek saham tersebut terbantu kenaikannya karena saham-saham disektor perbankan mampu menguat. Didorong dengan hasil laporan keuangan mereka yang kuat. Disisi lain, tekanan positif dari pasar juga berasal dari kenaikan yen yang membuatnya lebih lemah daripada Dolar AS. Pasangan mata uang USDJPY baru-baru diperdagangkan disekitar ¥ 109,34 melawan ¥ 108,70 ketika saham Tokyo menghentikan perdagangan pada hari Rabu.
Saham Fujifilm menguat kembali sebesar 13% dari penurunan kemarin 8,3% menyusul konfirmasi bahwa pihaknya akan membeli saham Xerox Corp.
Bursa Saham Taiwan juga naik, setelah sebelumnya terbebani dengan koreksi saham Apple Inc. Taiwan adalah rumah bagi sejumlah pemasok onderdil Apple. Tingginya ekspektasi pasar atas produk Apple terkini, iPhone X menjadi sentiment hangat. Setiap tanda perubahan harga produk tersebut akan diawasi ketat. Indek Taiex naik 0,7%, Indek saham Australia. S & P / ASX 200 yang berkinerja buruk, di antara beberapa indeks utama di seluruh dunia yang mengalami penurunan pada bulan Januari, diuntungkan pada Kamis dari penguatan kembali harga sejumlah komoditas. Harga minyak berjangka stabil di perdagangan Asia setelah kenaikan semalam.
Sementara itu, Federal Reserve menahan suku bunga ditahan seperti yang diharapkan pada hari Rabu. Namun, bahasa dalam pernyataan kebijakannya diubah untuk mencerminkan keyakinan bahwa inflasi akan stabil di sekitar target 2% bank sentral.
Perubahan ini sebagai indikasi bahwa FOMC merasa lebih baik mengenai prospek inflasi saat ini meskipun data yang belum mencerminkan banyak kenaikan harga atau upah, mengacu pada hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal. Banyak pelaku pasar memperkirakan Fed akan menaikkan suku bunga di bulan Maret ini paling cepat. (Lukman Hqeem)