Harga emas naik diawal perdagangan minggu ini, melanjutkan tren kenaikan minggu lalu. (Lukman Hqeem/Foto Istimewa).

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Harga emas pada perdagangan berjangka ditutup lebih rendah di hari Rabu (26/06/2019), turun dari posisi tertinggi hampir enam tahun sehari sebelumnya. Pernyataan dari Jerome Powell, Gubernur Bank Sentral AS pada hari Selasa, dianggap oleh sejumlah analis sebagai pernyataan yang dianggap kurang dovish dari yang diharapkan. Hal ini menjadi sumber koreksi harga emas bersama dengan datangnya harapan baru dari kemajuan perundingan perang dagang AS-Cina.

Harga emas untuk kontrak bulan Agustus berakhir pada $ 1,415.40 per troy ons, turun $ 3,30, atau 0,2%. Logam Mulia dalam perdagangan sebelumnya berakhir di $ 1,418.70 yang merupakan harga penutupan tertinggi untuk kontrak paling aktif sejak 28 Agustus 2013. Pada hari Selasa, harga sempat melonjak dan menyentuh posisi tertinggi sejak Mei 2013 di $ 1.442,90 sebelum akhirnya mundur kembali.

Jerome Powell menyatakan bahwa tidak ada keniscayaan dalam penurunan suku bunga pada bulan Juli dan kemudian pada 2019. Sementara Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin pada Rabu pagi memberikan pernyataan yang optimis mengenai sengketa perdagangan AS-Cina. Hal ini mengalihkan perhatian investor kembali ke pasar ekuitas. Keduanya cukup memberikan jeda bagi investor untuk melakukan “tunggu dan lihat” hingga ada momentum bullish lebih lanjut.  

Emas mulai mundur sejak Selasa malam setelah Powell menyatakan bahwa ketidakpastian tentang kebijakan perdagangan internasional dan kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi global mungkin mulai terlihat melalui data ekonomi, meskipun pejabat Fed tidak tahu berapa lama itu bisa bertahan atau seberapa parah hambatan yang mungkin terjadi. .

Ekspektasi untuk suku bunga yang lebih rendah di antara bank sentral global dan kekhawatiran geopolitik telah menjadikan emas sebagai pilihan investasi akhir-akhir ini, terutama karena persaingan dengan imbal hasil obligasi AS yang berisiko turun. Imbal hasil Obligasi dengan tenor 10-tahun telah turun di bawah 2% dalam perdagangan terakhir .

Sementara itu Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan kepada CNBC Rabu pagi bahwa sekitar 90% dari nota kesepakatan dagang berada di jalan untuk mencapai tujuan. Ia yakin Presiden Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping akan memasuki perundingan pada pertemuan G20 akhir pekan ini di Jepang. Pernyataan Mnuchin ini memberikan daya apung terhadap aset yang dianggap berisiko seperti saham AS. Indek Dow Jones menguat dan minat untuk aset seperti emas menurun.

Indikator ekonomi terkini dari AS menunjukkan bahwa pesanan barang tahan lama (Durable Goods) mengalami penurunan lebih besar dari yang diperkirakan, sebesar 1,3%. Semanata permintaan barang tahan lama inti sedikit positif. Data ini menunjukkan adanya pelunakan dalam pertumbuhan PDB AS di kuartal kedua dan menuju ke kuartal ketiga tahun ini.

Indikator ekonomi yang demikian ini memberikan dukungan bagi suku bunga yang lebih rendah. Tak heran pasar masih yakin bahwa pemangkasan suku bunga FED bisa dilakukan pada bulan Juli atau nanti pada tahun 2019.

Dalam beberapa hari terakhir instrumen-instrumen surga juga meningkat di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dan Iran.

Paska kenaikan harga, tekanan harga emas muncul sebagai aksi ambil untung.Bbeberapa perkembangan teknis, termasuk aktivitas grafik harian menunjukkan potensi yang demikian. Ada upaya untuk mematahkan kembali level terendah harian yang lebih tinggi sebagai peringatan bagi para pialang yang berharap kenaikan lebih lanjut.

Harga emas masih menyimpan potensi untuk kenaikan harga lebih lanjut. Dengan bertahan di $ 1.400, perdagangan masih akan berada dalam kisaran naik ataupun turun sebesar $ 50 di kedua sisi untuk beberapa minggu ke depan. Harga emas memang mencapai $ 1.400 lebih cepat dari perkiraan, terdorong sentiment fundamental yang berkelebat cepat. Namun demikian, dengan potensi profit taking sekalipun, harga emas akan kesulitan menembus dibawah $ 1.350 dalam jangka pendek atau menengah sekalipun.

Salah satu pijakan harga emas mampu bertahan dari tekanan koreksi adalah permintaan emas secara ritel dalam bentuk ETF baru-baru ini yang meningkat. Perdagangan Emas dalam bentuk SPDR sendiri hanya terkoreksi 0,8% pada perdagangan di hari Rabu. (Lukman Hqeem)