ESANDAR – Kantor Statistik Nasional Inggris, (Office for National Statistics, ONS) melaporkan bahwa pertumbuhan domestik bruto (PDB) Inggris naik 0.3 % secara per kwartal di kuartal ketiga tahun ini. Hasil ini jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya sebesar 0.2 %, sekaligus membuat Inggris lolos dari ancaman resesi. Meski mengalami kenaikan, sejatinya angka ini masih meleset dari harapan pasar sebesar 0.4 %.
Pertumbuhan GDP dari tahun ke tahun masih menurun dari 1.3 % menjadi 1.0 %. Ini lebih buruk dibandingkan ekspektasi pasar pada 1.1 %. Dalam satu dekade terakhir, ini merupakan laju pertumbuhan GDP paling lambat.
Perlambatan ini bersumber pada sejumlah data ekonomi Inggris yang dipublikasikan dalam kurun waktu bersamaan, menampilkan kinerja yang mengecewakan. Sektor Jasa masih menjadi penggerak utama, tetapi sektor Manufaktur justru membebani bagi perekonomian Inggris.
Data produksi industri dan manufaktur mencetak kinerja minus untuk kesekian kalinya dalam tahun ini. Neraca Perdagangan merosot semakin dalam ke wilayah defisit. Secara kumulatif, sejumlah laporan ekonomi terbaru ini menunjukkan bahwa kondisi Inggris masih cukup tangguh, namun mengonfirmasi bias dovish yang ditunjukkan oleh bank sentral Inggris (BoE) pekan lalu.
Baik pialang dan investor masih menitik beratkan perhatian mereka pada hasil polling media yang memproyeksikan hasil pemilu Inggris tanggal 12 Desember mendatang. Hasil polling terbaru menunjukkan bahwa Partai Konservatif kemungkinan akan sukses menguasai mayoritas kursi parlemen.
Namun, mengingat saat ini masih masa-masa awal kampanye, maka hasil polling bisa mengalami perubahan lebih lanjut. Perlu dicatat, peningkatan dukungan bagi partai Konservatif diterjemahkan sebagai kabar baik oleh pelaku pasar, karena kemenangannya berpotensi memuluskan proses brexit sebelum atau tepat waktu sesuai deadline 31 Januari 2020. Namun, Poundsterling berpotensi melemah apabila hasil polling menunjukkan peningkatan dukungan bagi golongan oposisi, khususnya partai Buruh.
Poundsterling mampu berbalik menekan Dolar AS dalam perdagangan GBPUSD oleh data ekonomi tersebut. GBPUSD jatuh ke level terendah 6-hari di 1.2898 dalam perdagangan GBPUSD dari penutupan hari Jumat di 1.2773. Pelemahan GBPUSD terjadi setelah data dari Kantor Statistik Nasional menunjukkan bahwa ekonomi Inggris pulih pada kuartal ketiga didorong oleh sektor jasa dan konstruksi. Data Produk Domestik Bruto (PDB) Inggris tumbuh 0,3 % secara berurutan di kuartal ketiga setelah mengalami kontraksi 0,2 % di kuartal kedua. (Lukman Hqeem)