Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Pemimpin Hong Kong, Carri Lam mengatakan bahwa aksi demonstrasi sudah menjadi musuh raktat, demikian sebagaimana dilansir Reuters. Lam mengatakan kekerasan yang terus mengguncang bekas koloni Inggris itu, sudah melampaui tuntutan para demonstran.

Sebagaimana diketahui bahwa aksi di Hong Kong ini sudah terjadi selama 5 bulan. Demo ini dipicu kontrovesri RUU Ekstradisi dan menjalar ke isu lain yakni emokratisasi. Situasi di Hong Kong sendiri makin mencekam setelah polisi menembak demonstran dengan peluru tajam pada Senin (11/11/2019).

Seiring tak kondusifnya wilayah itu, bank-bank besar di Hong Kong pun akhirnya memilih memulangkan karyawannya lebih cepat. Eskalasi kekerasan yang meningkat dan gas air mata yang menghujani jalanan kota, menjadi dasar pertimbangan keselamatan karyawan. “Keselamatan kalian adalah prioritas utama kami,” tulis manajemen HSBC Holdings Plc saat jam makan siang karyawan sebagaimana ditulis Bloomberg. “Silahkan bawa laptop Anda, jika bisa bekerja dari jarak jauh.”

Bukan hanya HSBC sejumlah bank global lain, seperti Bank of Amerika Corp dan Goldman Sachs Group Inc juga mempersilahkan karyawannya untuk pulang. Langkah senada juga dikabarkan diambil UBS Group AG. Sementara BNP Paribas SA berjanji memantau situasi yang berlangsung. Karyawan bisa berunding dengan manajer untuk memutuskan tindakan terbaik berdasarkan perkembangan kota terbaru.

Meskipun demikian, beberapa bank besar lain dan perusahaan keuangan berusaha tetap beraktivitas dengan normal.  Sejumlah perusahaan pemberi pinjaman menutup sejumlah cabang yang dekat dengan aksi protes. Karyawan JPMorgan Chase & Co misalnya harus menyaksikan huru hara langsung antara polisi dengan pengunjuk rasa, yang terjadi persis di depan kantor mereka.

Sebelumnya seorang pendemo berada dalam kondisi kritis, setelah ditembak polisi. Peristiwa itu terjadi pada pukul 07.24 waktu setempat, di luar stasiun Kereta Api Massal Sai Wan Ho. Dalam rekaman gambar yang beredar di Facebook, polisi menembak dari jarak yang sangat dekat. Pendemo yang masih berusia 21 tahun itu, jatuh di jalan bersimbah darah.

Polisi juga menahan tiga anggota parlemen yang pro-demokrasi pada akhir pekan. Sejumlah aktivis lain juga sudah diperingatkan bahwa mereka akan segera ditahan. (Lukman Hqeem)