ESANDAR, Jakarta – Inflasi Inggris melambat, hal ini memberikan kelegaan bagi para konsumen yang sebelumnya terjepit dengan kenaikan harga yang terlalu cepat. Indek kepercayaan konsumen mengalami tekanan di 2017.
Harga konsumen dibulan Desember turun sedikit 3%. Menandai penurunan pertama dalam enam bulan terakhir. Bank of England memperkirakan bahwa perekonomian Inggris akan mengalami pertumbuhan di 2018 secara moderat.
Penurunan harga konsumen ini didukung dengan melemahnya Poundsterling yang sempat menguat paska BREXIT juni 2016. Inflasi Inggris naik 3,1% dibulan November sebagai posisi tertinggi dalam masa lebih dari lima tahun terakhir.
Sayangnya, kenaikan harga ini tidak diimbangi dengan kenaikan upah pekerja Inggris. Lebih-lebih tingkat pengangguran Inggris juga meningkat, sehingga daya beli konsumen menurun. Ini kondisi yang mengkhawatirkan bagi Bank of England, mengingat mesin penggerak utama pertumbuhan ekonomi Inggris adalah daya konsumerisme.
Angka tersebut juga lebih dari satu persen di atas target BoE, yang berarti Gubernur BoE Mark Carney harus menulis surat kepada Kanselir Exchequer Philip Hammond yang menjelaskan mengapa hal ini terjadi. Surat itu akan diterbitkan bersamaan dengan keputusan kebijakan bulan Februari, jika juga akan mengungkap proyeksi ekonomi baru dan penelitian penting mengenai sisi penawaran ekonomi.
Pada perkiraan terakhir di bulan November, BoE mengatakan bahwa inflasi akan mencapai puncaknya pada sekitar akhir 2017 kemudian turun dengan mantap kembali ke arah tujuan 2%. Pada bulan itu, bank sentral UK tersebut menaikkan suku bunga utamanya untuk pertama kalinya dalam satu dekade menjadi 0,5% dari 0,25% dan mengatakan kenaikan suku bunga yang lebih banyak mungkin diperlukan dalam tiga tahun mendatang.
BoE melihat inflasi sebesar 2,4% pada kuartal keempat tahun 2018. Bloomberg Economics memprediksi perlambatan yang lebih tajam hingga 2,2%. (Lukman Hqeem).