ESANDAR, Jakarta – Indek MSCI Asia Pasifik menguat sebesar 0,2% dan minggu lalu naik 3,1%. Ini merupakan kinerja terkuatnya sejak setengah tahun terakhir ini. Indek MSCI Asia dilevel 588,55 tidak terpaut jauh dari posisi tertingginya di 591,50 pada November 2007.
Sementara bursa Nikkei Jepang libur nasional, namun minggu lalu mereka mengakhiri perdagangan dengan naik pula. Menyentuh level tertingginya sejak 1992.
Kenaikan yang terjadi merupakan bagian dari gelombang global yang terdorong oleh pendapatan emiten. Sejak akhir tahun lalu, perekonomian global merasa optimis memasuki 2018 dengan harapan tinggi pada penndapatan perusahaan. Keyakinan ini memberikan alasan kuat, pertumbuhan ekonomi global tahun ini bisa mencapai 4%.
Pertumbuhan yang demikian ini, menebalkan konfiirmasi bahwa tren pasar memang naik, bullish. Menjelang pembukaan pasar Eropa hari ini, bursa Asia masih menunjukkan kekuatannya. Dimana laporan lapangan kerja AS dihari Jumat kemarin belum juga mengubah proyeksi pergerakan pasar lebih jauh.
Data ekonomi AS pada Jumat lalu menunjukkan angka pembayaran upah pekerja di sektor non pertanian AS, Nonfarm Payroll meleset dari perkiraan. Meski demikian, laporan tersebut cukup berarti bagi bursa saham. Setidaknya jumlah pengangguran bisa dipertahankan rendah, sehingga memberi dukungan bagi kenaikan bursa. Sayangnya, ini juga memberikan sinyal bahwa inflasi yang tumbuh, meski kecil akan memberikan ruang agresi bagi kenaikan suku bunga The Fed.
Bursa saham AS di Wall Street menikmati awal tahun ini dengan kenaikan yang cukup berarti. Awal tahun terbaik selama satu dekade ini, dimana Indek Dow Jones mampu naik 2.3 % minggu lalu dan Indek S&P 500 naik 2.6 persen. Indek Nasdaq naik 3.4 %.
Investor harus memperhatikan dengan seksama sejumlah laporan keuangan emiten yang akan terbit dalam minggu ini. Banyak harapan disandarkan pada pertumbuhan pasar yang solid, dimana sekitar 10 %. Setidaknya sejumlah emiten akan memberikan pernyataan terkait pemangkasan pajak saat ini.
Indikator lain yang perlu diperhatikan adalah data harga konsumen dan penjualan ritel AS pada Jumat besok. Di Asia , Cina akan mengabarkan data inflasi bulan Desember pada Rabu besok dan neraca perdagangannya pada Jumat. (Lukman Hqeem)