Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Indeks kondisi bisnis Empire State yang dirilis oleh Bank Sentral AS wilayah New York naik 29,7 poin menjadi -48,5 pada Mei, sebagaimana laporan bank sentral pada hari Jumat (12/06/2020). Ini adalah angka terendah kedua sepanjang catatan ini pernah ada.

Sebelumnya, para ekonom sendiri memperkirakan bahwa indek akan turun hingga minus 65, menurut survei oleh Econoday.Setiap bacaan di bawah nol menunjukkan kondisi yang memburuk.

Dalam jajak pendapat bank sentral tersebut, sekitar lima belas persen produsen melaporkan bahwa kondisinya lebih baik di bulan Mei daripada bulan April. Pesanan dan pengiriman baru terus menurun meskipun tidak setajam di bulan April.

Indeks pesanan baru naik 23,9 poin menjadi -42,4 di bulan Mei sementara pengiriman naik 29,1 poin menjadi -39. Optimisme tentang prospek enam bulan memang membaik. Indeks untuk kondisi bisnis masa depan naik 22 poin menjadi 29,1.

Tingkat pekerjaan turun lebih lanjut di bulan Mei tetapi tidak pada kecepatan yang tajam di bulan April. Indeks untuk jumlah karyawan naik hampir 50 poin menjadi -6.1. Jam kerja terus menurun.

Secara garis besar kondisi ekonomi menurut beberappa ekonom mengalami rebound dari bulan April khususnya di sektor manufaktur, sementara yang lain mengatakan terlalu banyak ekstrapolasi dari data. Ekonom yang terakhir menunjukkan bahwa beberapa peningkatan pada bulan Mei datang dari perusahaan yang melaporkan bahwa aktivitas tidak berubah pada nol setelah melaporkan penurunan tajam pada bulan April.

“Produsen berpegang pada harapan mereka akan perubahan haluan, tetapi kami percaya kehati-hatian yang signifikan diperlukan. Ke depan, jalan menuju pemulihan akan panjang, dan tidak merata, dengan permintaan yang menurun, gangguan rantai pasokan dan meningkatnya ketidakpastian yang menghambat rebound yang kami harapkan akan terbentuk pada kuartal ketiga, ”kata Oren Klachkin, ekonom di Oxford Economics menanggapi paparan tersebut.

Paska dirilis, indek saham AS merosot di hari Jumat karena penjualan ritel turun tajam dan ada tanda-tanda ketegangan dengan China. Indek Dow Jones turun 132 poin di perdagangan pagi.