ESANDAR, Jakarta – Harga Minyak Mentah turun dalam perdagangan dihari Senin (28/01). Ini mencerminkan keprihatinan baru pelaku pasar terkait pasokan minyak yang berlimpah.
Sebagaimana dikabarkan, minggu lalu pihak AS menyatakan bahwa operasional penyulingan minyak mengalami kenaikan jumlahnya. Ini berarti akan ada produksi minyak yang lebih banyak. Kenaikan jumlah instalasi pengolah minyak naik untuk kesepuluh minggu kalinya secara beruntun.
Disisi lain, para investor juga kembali memfokuskan perhatian mereka seputar krisis di Venezuela. Pihak oposisi, dipimpin oleh Juan Guaido meminta masyarakat untuk kembali melakukan demonstrasi dan meminta petinggi militer untuk ikut membangkan pemerintah.
Minyak mentah jenis West Texas Intermediate untuk kontrak pengiriman bulan Maret turun 93 sen atau 1.7%, ke $52.77 per barel. Harga sempat naik sebesar 1.1% ke $53.69 per barel di bursa New York Mercantile Exchange pada perdagangan hari Jumat. Selama sepekan, harga mengalami penurunan sebesar 0.7%.
Sementara minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman bulan Maret, mengalami penurunan $1.09, atau 1.8%, ke $60.55 per barel. Harga sempat mengalami kenaikan sebesar 0.9% hingga mencapai harga $61.64 dalam perdagangan dihari Jumat, meskipun secara mingguan harga mengalami penurunan sekitar 1.7%.
Pihak Baker Hughes pada akhir pekan lalu melaporkan bahwa jumlah instalasi pengeboran minyak yang aktif beroperasional naik sebesar 10 buah menjadi 862 dalam pekan ini. Jumlah ini mengikuti penurunan minggu sebelumnya sebesar 21.
Sementara itu, Lembaga Informasi Energi AS melaporkan pada Kamis sebelumnya bahwa pasokan minyak mentah domestik naik sebesar 8 juta barels selama sepekan hingga 18 Januari. Ini merupakan angka yang paling tinggi dalam dua bulan terakhir.
Dari tahun ke tahun, harga minyak WTI telah naik sekitar 17%. Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu-sekutunya sepakat pada akhir 2018 untuk secara kolektif menahan produksi minyak mentah sebesar 1,2 juta barel per hari selama paruh pertama 2019 untuk membatasi kelebihan pasokan dan meningkatkan harga.
Harga Minyak diuntungkan dari penurunan dolar pada perdagangan hari Jumat dan lonjakan harga saham, meskipun pada tingkat yang lebih rendah. Meski sudah berusaha naik, namun nampaknya harga minyak jelas kehabisan tenaga untuk melanjutkan kenaikan. Terlihat cenderung sedikit koreksi. Jika kita melihat ini, maka kisaran $ 59 – $ 50 akan menjadi pergerakan dalam jangka pendek ini.
Di luar kekhawatiran tentang pasokan AS, Venezuela tetap menjadi topik panas bagi pasar minyak mentah di tengah tantangan terbesar bagi pemerintah Presiden Nicolás Maduro selama bertahun-tahun. Sementara “Presiden sementara” yang diproklamasikan sendiri Guaido telah mendesak pasukan militer untuk membelot, menjanjikan mereka amnesti. Utusan militer Jose Luis Silva dicap sebagai “pengkhianat” oleh Maduro setelah ia membelot dari pemerintah dan mendesak perwira militer lainnya untuk mendukung pemimpin oposisi.
Pemerintah Maduro juga dilaporkan memundurkan perintah pengusiran staff kedutaan AS untuk pergi dalam 30 hari dari yang semula 72 jam. Ini dilakukan oleh Maduro untuk memberikan ruang negosiasi dengan pemerintahan Trump. Guaido juga menawarkan perundingan, dimana dia mendapat dukungan AS .
AS tetap mengancam akan menjatuhkan sanksi pada industri minyak Venezuela yang dapat lebih lanjut menghambat ekspor negara tersebut.(Lukman Hqeem)