Harga Minyak mentah naik oleh penurunan produksi Arab Saudi,

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Harga minyak stabil di awal perdagangan Asia pada hari Rabu, dengan patokan global Brent berada di dekat level terendah dalam satu bulan yang dicapai pada sesi sebelumnya, karena tanda-tanda melemahnya pertumbuhan permintaan di Tiongkok berbenturan dengan prospek penurunan pasokan minyak mentah AS.

Harga minyak mentah berjangka Brent turun 11 sen, atau 0,1%, menjadi $83,62 per barel pada 07:10 WIB. Minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate juga turun 11 sen, atau 0,1%, lebih rendah pada $80,65 per barel.

Kedua jenis minyak tersebut telah turun dalam tiga sesi sebelumnya, dengan minyak mentah berjangka Brent diperdagangkan serendah $83,30 pada hari Selasa, terendah sejak 17 Juni.

Kekhawatiran mengenai permintaan dari Cina terus membebani sentiment pasar. Data resmi menunjukkan ekonomi negara pengimpor minyak utama ini tumbuh 4,7% pada kuartal kedua awal pekan ini, pertumbuhan paling lambat sejak kuartal pertama tahun 2023.

Penguatan dolar AS juga membebani harga minyak. Indek dolar AS sedikit lebih tinggi untuk sesi ketiga berturut-turut pada hari Rabu, membuat minyak lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lainnya. Kekhawatiran terhadap permintaan dan penguatan dolar mengimbangi tanda-tanda pengetatan pasokan di Amerika Serikat, produsen dan konsumen minyak terbesar di dunia.

Pasokan minyak mentah AS turun 4,4 juta barel dalam pekan yang berakhir 12 Juli, sumber pasar mengatakan pada hari Rabu mengutip data dari American Petroleum Institute. Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan stok minyak mentah turun 33.000 barel. Amerika Serikat. Administrasi Informasi Energi akan merilis laporan penyimpanan resminya pada pukul 14.30 GMT.

Sementara itu meningkatnya risiko geopolitik membantu membatasi penurunan harga minyak lebih lanjut. Sebuah kapal tanker minyak berbendera Liberia sedang menilai kerusakan dan menyelidiki potensi tumpahan minyak setelah kapal tersebut diserang oleh kelompok Houthi Yaman di Laut Merah, kata Pusat Informasi Maritim Bersama (JMIC) Laut Merah dan Teluk Aden pada hari Selasa.