ESANDAR, Jakarta – Pada perdagangan Senin (08/01/2018), harga minyak dunia menguat kembali ditengah kenaikan produksi minyak OPEC dan AS. Harga minyak WTI naik $0,48 atau 0,78% di level $61,92 per barel. Sedangkan Brent ditutup naik $0,28 atau 0,41% di harga $67,88 per barel.
Penguatan harga minyak didukung oleh laporan akhir pekan lalu bahwa 5 kilang minyak AS sudah di non-aktifkan sehingga secara total kilang yang aktif menjadi 742 kilang atau turun dari pekan sebelumnya.
Sementara itu,dikabarkan bahwa anggota OPEC memiliki tingkat kepatuhan pembatasan pasokan minyak 1,8 juta bph naik dari 125% di November menjadi 128% di Desember lalu. Produksi OPEC mengalami kenaikan sebesar 50 ribu bph sehingga total menjadi 32,40 juta bph, sedikit di bawah target komitmen 32,50 juta bph.
Produksi minyak serpih AS juga naik mendekati 10 juta bph dimana pekan lalu EIA melaporkan bahwa produksi minyak serpih AS naik 28 ribu bph menjadi 9,8 juta bph. Diperkirakan investor bahwa produksi minyak serpih di akhir kuartal pertama tahun ini bisa melampaui angka 10 juta bph, apalagi Presiden Trump mempunyai rencana energi 5 tahunan yang ingin melakukan eksplorasi cadangan minyak lepas pantai AS yang berada di Samudera Pasifik dan Atlantik.
Sebelumnya harga minyak masih bertahan di level tertinggi sejak 2 setengah tahun karena investor gusar melihat kondisi politik Iran yang kurang kondusif sejak akhir tahun lalu. Iran seperti kita ketahui merupakan negara produsen minyak OPEC terbesar ke tiga dimana para demonstran menuntut turunnya rezim yang berkuasa karena gagal memperbaiki ekonomi Iran.
Tuntutan para pendemo Iran tersebut sejauh ini memang belum mengganggu layanan terhadap produksi dan ekspor minyak Iran, namun investor khawatir akan terjadinya sanksi yang bisa dijatuhkan AS sewaktu-waktu seperti berupa embargo minyak kembali yang terjadi beberapa tahun lalu sehingga bisa mengubah peta pasokan minyak dunia.
Tingginya harga minyak juga didukung oleh tingginya aktivitas industri di Eropa, Asia dan AS, sehingga permintaan minyak sedang membaik namun di sisi lain terdapat beberapa gangguan pasokannya seperti gangguan cuaca dan masalah politik. Penguatan harga minyak pekan lalu didukung oleh penundaan pengiriman minyak AS oleh tanker-tanker yang akan berlayar ke seluruh dunia, karena kondisi cuaca yang buruk sedang terjadi di sebagian besar kawasan AS sedang dilanda musim dingin yang ekstrem. Tentunya kondisi ini dapat mengganggu pasokan minyak dunia. (Lukman Hqeem)