ESANDAR, Jakarta – Harga Minyak naik, didukung perkiraan Energy Information Administration bahwa harga minyak dunia akan naik ditahun ini. Harga minyak mentah jenis WTI ditutup menguat $1,45 atau 2,35% di level $63,18 per barel. Sedangkan minyak Brent ditutup menguat $1,16 atau 1,71% di harga $68,94 per barel.
Dalam pernyataan terkini, Energy Information Administration (EIA) kembali memperkirakan harga minyak mentah baik jenis West Texas Intermediate dan Brent akan naik, masing-masing sebesar $55,33 dan 59,74.
Kenaikan harga minyak mentah ini ditengah bayang -bayang kenaikan produksi minyak Amerika Serikat. EIA memperkirakan produksi minyak AS di kuartal ini akan naik menjadi $10,04 juta bph, hampir menyamai rekor produksi minyak serpih sepanjang sejarah AS yang pernah tercipta di November 1970.
Hanya Rusia dan Arab Saudi yang mempunyai kapasitas produksi di atas 10 juta bph. Rusia memiliki kapasitas produksi sebesar 11 juta bph dan Arab Saudi sebesar 10,7 juta bph. EIA juga merevisi perkiraan pertumbuhan produksi minyak AS untuk tahun ini dari 780 ribu bph menjadi 970 ribu bph. Ditahun depan, EIA memperkirakan produksi minyak AS bisa mendekati angka 11 juta bph dimana rata-rata produksi minyak AS bisa tumbuh 580 ribu bph menjadi 10,85 juta bph.
EIA juga melaporkan bahwa produksi minyak OPEC rata-rata turun 200 ribu bph menjadi 32,5 juta bph di tahun lalu. Tahun depan diperkirakan akan naik lagi 200 ribu bph sebagai akibat naiknya produksi minyak Libya.
Sementara itu organisasi kartel produsen minyak, OPEC juga dilaporkan bahwa tingkat kepatuhan pembatasan pasokan minyak 1,8 juta bph naik dari 125% di November menjadi 128% di Desember lalu. Namun produksi minyak OPEC mengalami kenaikan sebesar 50 ribu bph sehingga total menjadi 32,40 juta bph, sedikit di bawah target komitmen 32,50 juta bph.
Penguatan harga minyak juga didukung oleh laporan akhir pekan dari Baker Hughes bahwa 5 kilang minyak AS sudah di non-aktifkan sehingga secara total kilang yang aktif menjadi 742 kilang atau turun dari pekan sebelumnya. Sebelumnya harga minyak masih bertahan di level tertinggi sejak 2 setengah tahun karena investor gusar melihat kondisi politik Iran yang kurang kondusif sejak akhir tahun lalu sehingga dikhawatirkan tuntutan pendemo tersebut bisa mengganggu layanan terhadap produksi dan ekspor minyak Iran.
Tingginya harga minyak juga didukung oleh tingginya aktivitas industri di seluruh dunia, sehingga permintaan minyak sedang membaik dimana EIA memperkirakan bahwa permintaan minyak AS akan mengalami kenaikan dari 410 ribu bph menjadi 470 ribu bph.
API tadi pagi juga melaporkan bahwa persediaan minyak AS mengalami penurunan di pekan lalu sebesar 11,2 juta barel. Sedangkan persediaan bensin naik 4,3 juta barel, untuk minyak pemanas dan solar naik persediaannya menjadi 4,7 juta barel.
Penguatan harga minyak pekan lalu didukung oleh penundaan pengiriman minyak AS oleh tanker-tanker yang akan berlayar ke seluruh dunia, karena kondisi cuaca yang buruk sedang terjadi di sebagian besar kawasan AS sedang dilanda musim dingin yang ekstrem. Tentunya kondisi ini dapat menganggu pasokan minyak dunia. (Lukman Hqeem)