Harga minyak mentah dalam perdagangan di bursa berjangka menetap lebih tinggi menjelang pertemuan OPEC di hari Kamis. Menurut laporan The Wall Street Journal, OPEC+ sedang mempertimbangkan pengurangan produksi tambahan sebesar 1 juta barel per hari, yang didukung oleh Arab Saudi tetapi menghadapi penolakan dari negara lain.
Harga minyak mentah Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari naik 1,9% pada $77,86 per barel. Sementara harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari naik 1,7% menjadi $83,10 per barel, dan Brent Februari naik 1,7% menjadi $82,88 per barel.
Secara terpisah, EIA melaporkan ada peningkatan stok minyak mentah sebesar 1,6 juta barel, dengan stok bensin dan sulingan masing-masing naik 1,8 juta dan 5,2 juta barel. Laporan ini sempat menjadi sentiment negatif dalam perdagangan di hari Rabu (29/11/2023), terutama dibandingkan laporan mingguan API yang bullish pada hari Selasa.
Teknan harga menguat setelah laporan peningkatan pasokan minyak mentah yang terjadi di tengah peningkatan pengoperasian kilang sebesar 2,8 poin persentase. Sayangnya, tidak diimbangi dengan permintaan. Dalam laporan lain, jumlah permintaan produk minyak masih sangat memprihatinkan. Permintaan bensin misalnya, dilaporkan turun 274.000 barel per hari menjadi 8,21 juta.
Minyak mentah berjangka WTI berusaha mempertahankan kenaikan dengan diperdagangkan pada kisaran $78 per barel pada hari Rabu. Ia memperpanjang kenaikan 2,1% di sesi sebelumnya karena investor bersiap untuk pertemuan OPEC+ di mana kelompok tersebut akan menetapkan kebijakan produksi untuk tahun 2024.
Harga mendapatkan kembali momentum kenaikannya setelah laporan bahwa kelompok OPEC+ sedang mempertimbangkan pengurangan produksi minyak baru sebanyak 1 juta barel per hari. Arab Saudi telah mendesak anggota lain untuk mengurangi kuota produksi guna menstabilkan pasar, namun belum ada resolusi atau kesepakatan yang tercapai.
Awalnya dijadwalkan pada 26 November, pertemuan tersebut ditunda hingga 30 November karena ketidaksepakatan mengenai kuota produksi yang melibatkan produsen Afrika, Nigeria dan Angola.
Sentimen positif harga minyak juga tertopang oleh adanya badai di kawasan Laut Hitam yang mengganggu ekspor minyak dari Kazakhstan dan Rusia, sehingga memicu kekhawatiran akan terbatasnya pasokan.
Di tempat lain, data dari kelompok industri (API) menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS turun 817.000 barel pada pekan lalu, meleset dari perkiraan penurunan 2 juta barel. Namun dalam survei mingguannya, Badan Informasi Energi (EIA) mengatakan persediaan minyak AS naik 1,6 juta barel. Ini merupakan kenaikan keenam berturut-turut dan berlawanan dengan survei dari American Petroleum Institute yang dirilis sehari sebelumnya yang menunjukkan penurunan stok sebesar 817.000 barel.