Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Harga minyak di bursa berjangka sedikit lebih rendah pada perdagangan di hari Selasa (11/06/2024) menjelang pembukaan sesi perdagangan New York. Harga berkonsolidasi setelah melambung besar pada perdagangan sebelumnya karena investor mempertimbangkan perkiraan terbaru dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang membiarkan prospek pasokan dan permintaan tidak berubah.

Harga minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Juli turun 13 sen, atau 0,2%, menjadi $77,61 per barel di New York Mercantile Exchange (NYMEX). Sementara harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus, turun 11 sen, atau 0,1% , pada $81,52 per barel di ICE Futures Europe.

OPEC, dalam laporan bulanannya, mempertahankan perkiraan permintaan pertumbuhan minyak tahun ini tidak berubah pada 2,2 juta barel per hari, atau juta barel per hari, dengan perkiraan untuk tahun 2025 juga tidak berubah pada angka 1,8 juta barel per hari. Pasokan non-OPEC+ dipatok akan tumbuh sebesar 1,2 juta barel per hari pada tahun 2024 dan 1,1 juta barel per hari pada tahun 2025, keduanya tidak berubah dari perkiraan bulan Mei.

Harga minyak mentah meningkat tajam pada perdagangan di hari Senin, dimana  WTI naik hampir 3% dan Brent menguat 2,5%, memantul setelah mencatat penurunan mingguan ketiga berturut-turut pada hari Jumat. Minyak mengalami kesulitan pada minggu lalu setelah OPEC+ menyetujui pada tanggal 2 Juni untuk mempertahankan pembatasan produksi secara keseluruhan hingga akhir tahun 2025 sambil mulai mengurangi pemotongan sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari selama 12 bulan yang dimulai pada bulan Oktober.

Diyakini bahwa aksi jual terjadi dengan mengabaikan fleksibilitas yang dimiliki OPEC+ untuk memoderasi atau membatalkan rencana pelonggaran tersebut. Rencana OPEC+ tersebut “telah menimbulkan kekhawatiran bahwa produksi akan meningkat, menyebabkan keseimbangan pasokan dan permintaan yang tidak merata meskipun lingkungan non-resesi pada tahun 2024. Kedepannya, diyakini harga akan tetap berada di bawah tekanan dalam waktu dekat dimana harga spot berpeluang jatuh ke kisaran $70 kembali.