Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Harga konsumen AS meningkat kurang dari perkiraan pada bulan April, menunjukkan bahwa inflasi kembali melanjutkan tren penurunannya pada awal kuartal kedua yang mendorong ekspektasi pasar keuangan terhadap penurunan suku bunga di bulan September. Secara terpisah pada hari Kamis (16/05/2024) juga dilaporkan bahwa angka produksi dari pabrik-pabrik di AS secara tak terduga turun pada bulan April di tengah penurunan produksi kendaraan bermotor. Paska laporan ini, bursa saham di Wall Street naik sementara Dolar AS harus melemah terhadap sekeranjang mata uang.

Dengan data tersebut memperkuat keyakinan pasar bahwa Federal Reserve dapat memulai siklus pelonggarannya tahun ini. Data ini semakin didukung oleh data yang dirilis pada hari Rabu, angka penjualan ritel AS yang secara tak terduga bergerak datar pada bulan lalu. Laporan-laporan tersebut menunjukkan bahwa permintaan domestik melemah, dan hal ini akan disambut baik oleh para pejabat di bank sentral AS ketika mereka mencoba merancang “soft-landing” bagi perekonomian.

Indeks harga konsumen naik 0,3% bulan lalu setelah naik 0,4% pada bulan Maret dan Februari, menurut Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja. Tingginya biaya hidup telah mengurangi ketahanan perekonomian, dan merupakan tema kampanye pemilihan presiden pada 5 November.

Presiden Joe Biden mengatakan harga-harga masih terlalu tinggi tetapi berpendapat bahwa agendanya, yang mencakup pembangunan dua juta rumah dan mengambil alih perusahaan farmasi besar untuk menurunkan harga obat resep “akan memberi ruang bagi keluarga untuk bernapas.” Tim kampanye Donald Trump menyalahkan inflasi pada kebijakan pemerintahan Biden dan memuji agenda “American First” yang diusung mantan presiden tersebut, yaitu pajak yang rendah, harga yang lebih rendah, dan upah yang lebih tinggi.

Biaya tempat tinggal, termasuk harga sewa, meningkat 0,4% selama tiga bulan berturut-turut. Harga bensin melonjak 2,8%. Kedua kategori ini menyumbang lebih dari 70% peningkatan CPI. Harga pangan tidak berubah. Harga di supermarket turun 0,2%, dan telur turun 7,3%. Daging, ikan, buah-buahan dan sayuran serta minuman non-alkohol juga lebih murah. Namun harga sereal dan produk roti naik, sementara harga produk susu sedikit naik.

Dalam 12 bulan hingga April, angka CPI meningkat 3,4% setelah naik 3,5% di bulan Maret. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan IHK naik 0,4% pada bulan ini dan 3,4% tahun ke tahun. Kenaikan harga konsumen tahunan telah melambat dari puncaknya sebesar 9,1% pada Juni 2022.

Inflasi meningkat pada kuartal pertama di tengah kuatnya permintaan domestik setelah mengalami penurunan pada sebagian besar tahun lalu. Perlambatan bulan lalu cukup melegakan setelah data pada hari Selasa menunjukkan lonjakan harga produsen pada bulan April. Inflasi didorong oleh penyedia jasa seperti asuransi kendaraan bermotor, perumahan dan layanan kesehatan yang mengejar biaya yang lebih tinggi.

Para ekonom memperkirakan tekanan harga akan surut pada kuartal ini, dan inflasi secara bertahap bergerak menuju target The Fed sebesar 2% seiring dengan melemahnya pasar tenaga kerja. Ketua Fed Jerome Powell mengatakan pada hari Selasa, “Saya memperkirakan inflasi akan kembali turun… secara bulanan ke tingkat yang lebih rendah seperti yang kita alami tahun lalu.”

Pasar keuangan memperkirakan kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 73% pada bulan September, naik dari 69% sebelum data dirilis. Beberapa ekonom mengantisipasi The Fed akan mulai menurunkan biaya pinjaman pada bulan Juli. Bank sentral awal bulan ini mempertahankan suku bunga acuan semalam tidak berubah pada kisaran 5,25%-5,50% saat ini, sejak bulan Juli. The Fed telah menaikkan suku bunga kebijakannya sebesar 525 basis poin sejak Maret 2022.

Diluar komponen pangan dan energi yang mudah berubah, CPI naik 0,3% pada bulan April setelah naik 0,4% selama tiga bulan berturut-turut. Hal ini menurunkan kenaikan tahunan CPI inti selama tiga bulan ke tingkat 4,1% dari tingkat 4,5%.

Berdasarkan data CPI dan PPI, para ekonom memperkirakan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti naik 0,2% di bulan April setelah naik 0,3% di bulan Maret. Hal ini akan menurunkan kenaikan inflasi inti tahunan menjadi 2,7% dari 2,8% di bulan Maret.

Sebelumnya dilaporkan bahwa produksi dari pabrik-pabrik di AS secara tak terduga turun pada bulan April di tengah penurunan produksi kendaraan bermotor. Data yang dirilis pada hari Kamis tersebut menunjukkan angka produksi pabrikan AS turun 0,3% pada bulan lalu menyusul revisi kenaikan 0,2% pada bulan Maret, kata Federal Reserve. Sejumlah ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan output pabrik naik 0,1% setelah sebelumnya dilaporkan kenaikan 0,5% pada bulan Maret.

Laporan dari Institute for Supply Management awal bulan ini menunjukkan manufaktur mengalami kemunduran pada bulan April setelah tumbuh pada bulan Maret untuk pertama kalinya dalam 1-1/2 tahun. Produksi pabrikan AS turun 0,5% dari tahun ke tahun di bulan April. Sebagaimana diketahui bahwa sektor pabrikan ini menyumbang 10,4% perekonomian AS, namun kondisinya saat ini merana akibat suku bunga yang tinggi.

Produksi kendaraan bermotor dan suku cadang turun 2,0% bulan lalu setelah meningkat 2,8% di bulan Maret. Produksi manufaktur barang tahan lama turun 0,5%. Penurunan juga terjadi pada produksi peralatan, peralatan dan komponen listrik serta produk kayu. Namun produksi logam primer, produk komputer dan elektronik, ruang angkasa, dan peralatan transportasi lainnya meningkat.

Produksi barang-barang tidak tahan lama turun 0,1% karena anjloknya produk minyak bumi dan batu bara sebesar 4,4% mengimbangi kenaikan di sektor lain. Produksi pertambangan turun 0,6% setelah turun 1,1% di bulan Maret. Produksi utilitas meningkat 2,8% setelah naik 1,6% di bulan sebelumnya. Produksi industri secara keseluruhan tidak berubah pada bulan April. Hal ini menyusul kenaikan 0,1% di bulan Maret. Produksi industri turun 0,4% tahun ke tahun di bulan April.

Pemanfaatan kapasitas sektor industri, yang merupakan ukuran seberapa penuh perusahaan menggunakan sumber dayanya, turun menjadi 78,4% dari 78,5% di bulan Maret. Angka ini 1,2 poin persentase di bawah rata-rata tahun 1972-2023. Tingkat operasional sektor manufaktur turun 0,3 poin persentase menjadi 76,9% di bulan April. Angka ini 1,3 poin persentase di bawah rata-rata jangka panjangnya.

Pada hari Rabu (15/05/2024), Biro Sensus Departemen Perdagangan menunjukkan penjualan ritel tidak berubah di bulan April setelah meningkat 0,6% di bulan Maret. Para ekonom memperkirakan penjualan ritel, yang sebagian besar berupa barang dan tidak disesuaikan dengan inflasi, naik 0,4%. Penjualan naik 3,0% tahun-ke-tahun di bulan April.

Meskipun permintaan melambat, angka ini datar di bulan April sebagian merupakan hasil dari promosi musim semi Amazon yang meningkatkan penjualan di bulan Maret. Penjualan di pengecer online turun 1,2% setelah melonjak 2,5% di bulan Maret. Penjualan jasa makanan dan tempat minum, satu-satunya komponen jasa dalam laporan tersebut, naik 0,2%. Para ekonom memandang makan di luar sebagai indikator utama keuangan rumah tangga.

Penjualan ritel diluar mobil, bensin, bahan bangunan dan jasa makanan turun 0,3% bulan lalu setelah revisi turun naik 1,0% di bulan Maret. Penjualan ritel ini sebelumnya dilaporkan naik 1,1% di bulan Maret. Penjualan ritel inti paling erat kaitannya dengan komponen belanja konsumen dalam produk domestik bruto. Penjualan ritel inti bulan Maret menetapkan basis pertumbuhan yang lebih tinggi untuk belanja konsumen kuartal kedua, meskipun terjadi penurunan di bulan April.