ESANDAR, Jakarta – Harga emas turun pada perdagangan hari Kamis (15/03/2018) hingga ke posisi terendah dalam dua minggu. Stabilitas dolar melemahkan beberapa permintaan untuk logam mulia. Meski demikian, sejumlah ketegangan perdagangan yang masih akan terus berlanjut memberikan peluang bagi aset haven ini untuk menguat kembali.
Emas untuk kontrak pengiriman bulan April turun $ 7,80, atau 0,6%, di $ 1,317.80 per troy ons. Ini merupakan penutupan terendah sejak 1 Maret. Harga Emas sebelumnya juga turun pada hari Rabu setelah perdagangan naik-turun. Dalam sepekan ini, harga emas turun sekitar 0,5%. Pada perdagangan sebelumnya, menandai satu dekade harga emas pertama kali mencapai harga $ 1.000 per troy ons. Sementara itu Indeks Dolar AS naik 0,4% pada 90,03. Dalam sebulan ini indeks justru turun sekitar 0,7%.
Ketegangan seputar perang perdagangan global sangat berpotensi menjaga level support tidak tertembus. Investor lebih memilih memegang uang tunai saat ini. Berbagai sentiment pasar yang tidak menantu dengan rangkaian berita yang kacau, menjadi pertimbangan mereka untuk keluar dari pasar. Isu-isu seperti diplomat Rusia yang diusir, skandal tanah Jepang, ketidakpastian kebijakan Trump dan sebagainya, menjadi kebingungan pasar.
Pada perdagangan sebelumnya, investor merasa khawatir setelah Presiden Donald Trump mengatakan akan berusaha untuk memangkas defisit perdagangan A.S. dengan Cina sebesar $ 100 miliar. Sehari sebelumnya, ia mengatakan ingin mengenakan tarif sebesar 60 miliar dolar untuk barang-barang Cina.
Para pelaku pasar di Wall Street gelisah. Mereka khawatir Cina akan melakukan tindakan pembalasan. Sebagai negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia, Cina dan negara-negara lain, dapat menggagalkan ekspansi ekonomi A.S. Bukan tak heran, Cina akan mendapat dukungan Rusia dan negara-negara lain dalam melawan hegemoni AS. Terlebih lagi, sebagai tanggapan atas serangan racun terhadap mantan mata-mata Rusia di Inggris. Pemerintah Inggris telah memberlakukan sanksi terhadap Rusia. Pada hari Kamis, pemerintah A.S. juga mengeluarkan keputusan menentang Rusia, karena dianggap mencampuri pemilihan presiden 2016 dan sejumlah serangan cyber.
Disisi lain, sejumlah data ekonomi A.S. menunjukkan pertumbuhan inflasi yang stabil. Ini menjadi pemberat bagi harga emas untuk menguat kembali. Ketidakmampuan emas naik terhadap latar belakang ini telah menghasilkan koreksi lebih lanjut.
Klaim tunjangan pengangguran mingguan mereda sementara dua indeks manufaktur regional terlihat padat untuk bulan Maret. Keyakinan pembangun rumah sejauh ini turun satu poin ke angka 70 di bulan Maret. Data hari Kamis tidak banyak mengetuk kembali ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga Federal Reserve pada pertemuan mereka minggu depan.
Sejumlah data-data tersebut di bawah pengawasan ketat. Kenaikan inflasi dapat menambah tekanan pada the Fed untuk mempercepat kenaikan suku bunga atau menambah kenaikan dari tiga kali menjadi empat kali sebagaimana yang diperkirakan. Hal ini dapat mengangkat dolar, meski berpotensi menekan pasar saham dengan kuat. Emas, pada gilirannya, meskipun dipengaruhi secara negatif oleh suku bunga yang lebih tinggi, dapat menarik permintaan lindung nilai kembali atas inflasi yang mengkhawatirkan.
Pada perdagangan selanjutnya, harga emas diperkirakan masih akan tetap dikisaran ini hingga kita mendekati pertemuan FOMC minggu depan. Selama obligasi 10 tahun AS masih rendah di sekitar 2,9%, harga emas akan tetap bertahan. (Lukman Hqeem)