ESANDAR, Jakarta – Harga emas turun di hari Kamis (07/02) sebagai kerugian kelima berturut-turut . Penguatan Dolar AS mendorong emas membukukan penurunan terpanjang sejak Juni 2017. Namun, sentimen risk-off, di balik aksi jual di saham AS dan Eropa, membatasi penurunan harga emas lebih dalam.
Emas untuk kontrak pengiriman bulan April, turun 20 sen ke $ 1,314,20 per troy ons. Ini merupakan terendah mereka dalam satu minggu, yang tercatat turun 0,6% dalam sepekan.
Dolar AS melemah sejak awal tahun ini, kemudian menemukan pijakan dalam pekan ini untuk kembali menguat. Indek Dolar AS naik sekitar 1% dalam sepekan ini, membalik catatan kinerja sepanjang tahun 2019 menjadi positif.
Perkembangan nilai tukar mungkin merupakan satu-satunya alasan mengapa emas jatuh sekarang, karena emas dalam mata uang euro masih relatif baik di sekitar € 1.150. Emas masih tetap menjanjikan dengan melihat permintaan yang baik, dimana risiko politik tampaknya akan meningkat lagi.
Potensi ketegangan antara Italia dan Uni Eropa setelah Brussels memangkas perkiraan ekonominya untuk negara dan zona euro muncuk kepermukaan. Pertumbuhan PDB yang lebih lambat akan membuat Italia lebih sulit mencapai target defisit anggarannya. Hal ini berpotensi memicu kembali ketegangan Roma dengan Brussels.
Dalam satu minggu kedepan, harga emas akan menghadapi masa turbulensi. Guncangan akan muncul seiring tenggat waktu penutupan pemerintah (Shutdown) AS pada tanggal 15 Februari. Sentimen ini bisa menjadi navigasi dalam perdagangan selanjutnya dan juga sentiment arah pembicaraan perdagangan AS – Cina yang akan berlangsung saat itu. (Lukman Hqeem)