ESANDAR, Jakarta – Harga emas pada hari Kamis (26/04) turun untuk kedua sesi berturut-turut. Tertahan dikisaran harga terendahnya dalam sekitar lima minggu.
Jatuhnya harga tertekan oleh kenaikan dolar dan pasar saham AS. Disisi lain, pijakan pertahanan emas untuk tidak limbung adalah penurunan yang terjadi pada bunga Obligasi AS, yang turun dari tingkat signifikan sebesar 3%. Penurunan imbal hasil dari level psikologis ini sangat signifikan kekuatannya dalam menahan laju anjloknya harga emas lebih dalam lagi. Terlebih setelah Bank Sentral Eropa mengumumkan tentang sikap mereka yang tidak mengubah kebijakan moneternya. Hal ini memberikan rasa kepercayaan diri kepada para investor emas.
Emas memang tengah mencari momentum untuk melakukan konsolidasi. Terseret cepat diarea negative akibat lunturnya daya pikat sebagai aset pengaman investasi, safe haven – dibulan April ini. Bagaimanapun juga, dengan menguatnya Dolar AS, memukul harga Emas. Para pialang menjadi lebih berani dan melakukan risk appetite dengan memilih pasar saham yang sedang bersinar sebagai tujuan investasi.
Harga Emas untuk kontrak pengiriman bulan Juni turun $ 4,90, atau 0,4%, menetap di $ 1,317.90 per troy ons. Indek Dolar AS naik 0,4% ke 91,53.
Kedepannya, pergerakan harga emas masih akan dibayang-bayangi oleh masalah kenaikan suku bunga AS dan bunga Obligasi 10T AS, yang baru menyentuh posisi tertinggi sejak Januari 2014. Rencana menaikkan suku bunga riil di AS cenderung mendorong dolar AS lebih kuat, sehingga menempatkan emas di bawah tekanan pada akhir bulan. Jika tren ini dipertahankan, harga emas bisa tertekan lebih jauh dibulan Mei.
Sementara inflasi AS terus menunjukkan tanda-tanda kebangkitannya. Indikator ekonomi AS terkini menunjukkan bahwa jumlah klaim pengangguran AS menurun. Selain itu pesanan barang tahan lama juga melonjak di bulan Maret.
Dengan latar belakang kondisi yang demikian optimis ini, pelaku pasar keuangan menetapkan kemungkinan kenaikan suku bunga lebih dari tiga kali di tahun ini. Lebih agresif daripada rencana The Fed sebanyak tiga kali ditahun ini.
Meski demikian, harga emas masih menyimpan peluang kenaikannya kembali. Bayang-bayang perang dagang masih menggantung dilangit. Belum lagi ketidak pastian di sejumlah wilayah sehingga meningkatkan resiko geopolitik.
Jerman mengatakan mereka mengharapkan tarif untuk baja dan aluminium yang diimpor dari Uni Eropa ke AS akan dimulai pada 1 Mei, menurut dalam sebuah laporan kemarin. Sementara sejumlah perhatian terfokus pada prospek AS menerapkan kembali sanksi terhadap Iran, meskipun upaya Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam memperantarai kesepakatan baru antara Washington dan Iran. Tetapi investor tetap berhati-hati tentang kemungkinan sanksi baru. (Lukman Hqeem)