Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Penurunan harga emas mendapatkan momentum akibat melonjaknya imbal hasil setelah komentar hawkish Fed. Charles Evans, salah satu eksekutif FED memperkirakan kenaikan suku bunga sebesar 125 bps secara kolektif di sisa tahun 2022. Kedepannya, pergerakan Dolar AS akan mengikuti hasil data NFP AS.

Harga emas sedikit tergelincir setelah menghadapi barikade sekitar $1.715,00 di sesi awal Asia. Logam mulia diperkirakan akan tergelincir lebih jauh ke dekat $ 1.700,00 karena imbal hasil melayang di level tinggi di tengah komentar hawkish dari pembuat kebijakan Federal Reserve (Fed). Profil risk-off sangat solid karena S&P500 diperkirakan akan turun lebih lanjut.

Gubernur Fed Christopher Waller pada hari Kamis, menyatakan bahwa ia melihat sedikit alasan dalam memperlambat laju pengetatan kebijakan oleh bank sentral. Dia lebih lanjut menambahkan bahwa “Inflasi jauh dari tujuan FOMC dan tidak mungkin turun dengan cepat,”

Komentar dari Presiden Bank Fed Chicago Charles L. Evans lebih kuantitatif dan memberikan target spesifik ke depan. Pembuat kebijakan Fed percaya bahwa bank sentral akan mencapai tingkat yang ditargetkan 4,5-4,75% pada musim semi 2023. Dan, bank sentral akan menaikkan suku bunga sebesar 125 basis poin (bps) dalam dua pertemuan kebijakan moneter yang tersisa.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) tampak menguat di sekitar 112,26, dan kemungkinan akan melanjutkan perjalanan naiknya menjelang data Nonfarm Payrolls (NFP) AS. Sesuai konsensus, ekonomi AS menambahkan 250 ribu pekerjaan pada bulan September terhadap penambahan sebelumnya 315 ribu. Tingkat pengangguran diperkirakan akan tetap konstan di 3,7%.

Harga emas telah menurun setelah gagal melewati rintangan mingguan $1.729,58 pada hari Kamis. Aset telah membentuk pola grafik Double Top yang menunjukkan tidak tersedianya kekuatan ekstrim saat melintasi rintangan sebelumnya.

Logam mulia berosilasi di sekitar Exponential Moving Average (EMA) periode 50 di $1.712,00. EMA 200 di $1,688,00 masih naik, yang menyatakan bahwa tren naik masih utuh. Sementara itu, Relative Strength Index (RSI) (14) telah bergeser ke kisaran 40,00-60,00 dari kisaran bullish 60,00-80,00.