ESANDAR, Jakarta – Harga Emas berjangka berakhir lebih rendah pada hari Rabu (24/10). Turunnya harga karena penguatan dolar AS serta aksi ambil untung setelah harga memberikan sebagian keuntungan dari sehari sebelumnya. Pada perdagangan sebelumnya, harga logam mulia telah mencapai posisi tertinggi dalam tiga bulan.
Logam mulia dibursa berjangka untuk kontrak bulan Desember turun $ 5,70, atau 0,5%, menetap di $ 1,231.10 per troy ons. Pada perdagangan hari Selasa telah naik sebesar 1%, ditutup pada $ 1,236.80 per ons, yang merupakan harga termahal sejak 16 Juli.
Setelah Beige Book oleh The Federal Reserve diterbitkan, harga emas dalam perdagangan elektronik memangkas kerugian mereka dengan diperdagangkan pada $ 1,233.60. Gambaran kegiatan ekonomi domestik mengatakan upah dan harga bergerak lebih tinggi di 12 distrik Fed sampai pertengahan Oktober, meski tidak secepat yang diharapkan.
Jelasnya, melemahnya dolar AS membantu emas, tetapi tindakan berbalik semalam dimana dolar benar-benar mampu menembus ke atas dan tampaknya siap untuk kembali ke kontrak tertinggi mereka. Indek Dolar AS naik 0,5% ke 96,447, atau naik sekitar 0,8% sepanjang minggu ini.
Pada perdagangan sebelumnya, harga emas mendapat dorongan kenaikan setelah Indek Shanghai turun 2,3%. Indek kemudian berbalik naik tipis pada perdagangan kemarin sementara Indek acuan AS masih rendah.
Minimnya volume perdagangan mengisyaratkan potensi beli saat ini belum maksimal. Peluang kenaikan lebih lanjut bagi harga emas terbuka apabila mampu menembus level resistensi $1240. Target kenaikan harga saat ini mengarah ke $1250. Pasar menantikan gelombang pembelian baru. Prospek geopolitik Timur Tengah, Eropa dan Perang Dagang AS – China, berpeluang mengarahkan harga emas lebih tinggi lagi.