Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Harga emas melemah pada perdagangan di hari Rabu (14/07/2021) di awal sesi Asia , terbebani oleh penguatan dolar AS setelah data menunjukkan harga konsumen AS bulan lalu naik paling tinggi dalam 13 tahun. Perhatian pasar selanjutnya akan fokus ke pernyataan Gubernur Bank Sentral AS, Jerome Powell di depan Kongres pada Rabu dan Kamis ini.

Pada perdagangan emas di pasar spot, harga emas datar pada $1,806.07 per troy ons, pada 08:00 WIB. Harga emas di bursa berjangka AS turun 0,2% menjadi $1,807,20 per troy ons.

Indeks AS sendiri dolar bertahan stabil, setelah melihat kenaikan harian terbaiknya secara prosentase dalam hampir sebulan akhir pada perdagangan di hari Selasa. Dolar yang lebih kuat membuat emas lebih mahal bagi investor pemegang mata uang selain Dolar.

Harga konsumen AS naik di tengah kendala pasokan dan berlanjutnya rebound dalam biaya layanan terkait perjalanan dari tingkat yang tertekan pandemi karena pemulihan ekonomi mengumpulkan momentum, meningkatkan prospek bahwa kekhawatiran inflasi akan berlama-lama.

Setelah data, fokus pasar bergeser ke Fed, dimana Gubernur Bank Sentral AS akan berbicara di depan Kongres. Pasar menantikan isyarat yang bisa dipetik tentang kenaikan tekanan harga dan dukungan bagi kebijakan moneter Fed dimasa depan. Powell telah berulang kali menyatakan bahwa inflasi yang lebih tinggi akan bersifat sementara, mencatat bahwa ia mengharapkan rantai pasokan menjadi normal dan beradaptasi. Menteri Keuangan Janet Yellen berbagi pandangan itu.

Gedung Putih sendiri memperkirakan tekanan rantai pasokan yang memicu inflasi yang lebih tinggi akan mereda dalam “masa depan yang tidak terlalu lama,” tetapi tidak dapat mengatakan kapan tepatnya, kata seorang pejabat senior pada hari Selasa.

Disisi lain, meningkatnya tingkat infeksi virus corona, didorong oleh varian Delta yang menyebar cepat, memaksa lebih banyak negara di seluruh Eropa untuk memberlakukan kembali pembatasan yang dapat merusak prospek pemulihan ekonomi kawasan.