Harga emas naik meski dolar AS juga naik

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Harga emas melemah diakhir pekan , Jumat (10/08). Jatuhnya harga dipengaruhi oleh krisis Turki. Pelaku pasar kahwatir krisis tersebut akan mempengaruhi kondisi ekonomi Eropa yang bisa membawa dampak buruk ke ekonomi dunia. Sementara isu resiko perang dagang juga masih berlanjut.

Kali ini Amerika Serikat, Presiden Donald Trump menekan Turki dengan tarif impor baru atas komoditi logam Turki. Hal ini membuat pasar semakin khawatir terhadap masa depan Turki dan membawa petaka atas kegagalan sistem keuangan baru. Lira, bergejolak dengan aksi safe haven terhadap dolar AS yang sangat marak. Langkah investor yang demikian ini memberikan pukulan berarti bahi emas.

Jatuhnya harga emas bukan berarti logam mulia ini tanpa melakukan perlawanan. Upaya penguatan sempat muncul setelah data ekonomi Cina menunjukkan surplus perdagangan yang tidak turun sebesar perkiraan pasar dan inflasi Cina yang membaik di saat kondisi perang tarif baru dimulai bulan lalu. Sinyal ini menandakan bahwa daya beli konsumen Cina sebagai pembeli emas terbesar didunia kemungkinan besar masih terjaga tinggi. Disaat yang sama aksi beli emas juga karena pasar melihat kinerja ekonomi AS di kuartal ini ketika perang tarif terjadi kurang meyakinkan.

Sayangnya, upaya ini tertahan dan berbalik menurun setelah data inflasi konsumen AS naik lagi. Indikator ekonomi ini bahkan naik keposisi terbaiknya sejak September 2008. Sentimen negatif bagi Emas semakin menjadi dengan klaim pengangguran AS secara mingguan yang juga membaik lagi. Klaim pengangguran bahkan menjadi yang terbaik dalam 50 tahun terakhir. Tentu saja ini semakin memperkuat keyakinan bahwa kenaikan suku bunga the Fed makin kuat jalannya.

Sementara itu, banyak pihak menyangsikan bahwa ekonomi AS bisa bertahan dan berkembang. Pendapat demikian, didasarkan sikap the Fed yang menunda atau lamban dalam menaikkan suku bunga. Asumsi tersebut mempertimbangkan lambannya pertumbuhan ekonomi yang disebabkan perang tarif. Meski demikian, penguatan emas ini masih terbatas karena ada kekhawatiran atas kenaikan suku bunga the Fed dimasa depan. Dalam pandangan terkini, the optimis bahwa masa depan ekonomi AS berjalan sesuai dengan jalurnya. Oleh sebab itu kenaikan suku bunga juga dilakukan secara bertahap dan tahun ini diperkirakan akan dinaikkan lagi.

Optimisme Trump tentang keberhasilannya dalam melakukan perang tarif, telah membuat harga emas terkoreksi kembali. Harga emas untuk kontrak pengiriman bulan Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup melemah $0,90 atau 0,07% di level $1219,00 per troy ounce. Untuk perdagangan sepekan, harga emas mengalami penurunan sebesar 0,3%. (Lukman Hqeem)