Harga emas bergerak datar pada perdagangan di hari Jumat (10/11/2023) di awal sesi Asia. Perdagangan berada di jalur minggu terburuknya dalam lebih dari sebulan, terbebani oleh penguatan dolar AS dan imbal hasil Treasury setelah pernyataan bernada hawkish dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell semalam.
Harga emas di pasar spot sedikit berubah pada $1,959.74 per ounce pada 08.27 WIB setelah mencapai level terendah sejak 18 Oktober pada hari Kamis. Emas berjangka AS turun 0,3% menjadi $1,964,50.
Diyakini sejauh ini bahwa harga emas berpeluang mencatat penurunan secara mingguan untuk kedua kalinya dengan berturut-turut, diyakini turun 1,6% sepanjang minggu ini.
Para eksekutif Fed AS terlihat “tidak yakin” bahwa suku bunga masih cukup tinggi untuk menyelesaikan perjuangan melawan inflasi, dan mungkin mendekati akhir dari seberapa besar bantuan yang dapat mereka harapkan dalam menurunkan tekanan harga, kata Powell pada hari Kamis.
Mengikuti komentar Powell, bunga obligasi AS tenor 10-tahun naik dari posisi terendah dalam lebih dari satu bulan, membuat emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil menjadi kurang menarik bagi investor. Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) sedang menuju minggu terbaiknya dalam dua bulan dibandingkan para pesaingnya, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Para pedagang mengesampingkan pertaruhan mengenai kemungkinan penurunan suku bunga pertama The Fed pada bulan Juni tahun depan dari bulan Mei sebelumnya. Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan opportunity cost memegang emas.
Data ekonomi terkini menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran menurun pada minggu lalu, menandakan bahwa PHK tetap rendah bahkan ketika pasar kerja yang masih kuat menunjukkan tanda-tanda mereda.
Sementara di Timur Tengah, para pejabat Gaza mengatakan Israel melancarkan serangan udara terhadap atau dekat setidaknya tiga rumah sakit pada hari Jumat.