ESANDAR – Harga emas naik tipis pada perdagangan di hari Rabu (19/05/2021), melayang di sekitar harga tertinggi dalam empat bulan ini. Penguatan harga dibantu oleh pelemahan dolar AS, menjelang risalah dari pertemuan kebijakan terakhir Federal Reserve AS yang diharapkan untuk menjelaskan lebih banyak pandangan pembuat kebijakan tentang inflasi.
Pada perdagangan di pasar spot, harga emas naik 0,3% menjadi $ 1,873.01 per ounce, setelah mencapai tertinggi sejak 29 Januari di $ 1,874.80 di sesi sebelumnya. Emas di bursa berjangka AS naik 0,2% menjadi $ 1.872.
Harga emas melonjak secara agresif sejak awal minggu di sekitar narasi bahwa inflasi bisa meningkat dalam lingkungan di mana Fed tahan terhadap pengetatan. Dengan latar belakang itu, harga komoditas dapat menguat secara umum dan dolar AS bisa lebih lemah. Sebagaimana terlihat dari kenaikan harga emas saat ini dimana indek Dolar AS merosot mendekati level terendah tiga bulan terhadap para pesaingnya.
Harga emas telah naik lebih dari $ 190, atau hampir 12%, sejak jatuh ke palung sembilan bulan pada awal Maret, dengan keuntungan didorong oleh kemunduran mata uang AS dan kenaikan ekspektasi inflasi, karena emas batangan dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Kekhawatiran atas tekanan inflasi meningkat setelah harga konsumen AS di bulan April naik 4,2% tahun ke tahun, kenaikan tercepat dalam lebih dari satu dekade.
Para investor sendiri sedang menunggu rilis data risalah pertemuan kebijakan 27-28 April Fed AS. Sebelumnya, bank sentral AS telah berjanji untuk mempertahankan suku bunga rendah untuk beberapa waktu dan pejabat Fed telah berulang kali menyatakan bahwa mereka mengharapkan kenaikan inflasi hanya berumur pendek.
Harga emas dapat menembus level support di $ 1.859 dan jatuh ke kisaran $ 1.830 hingga $ 1.847 per ounce, apabila gagal menembus resistance kunci di $ 1.875.