Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Harga emas mencapai titik tertinggi dalam dua minggu pada hari Senin, naik lebih dari 1% karena pembelian logam oleh bank sentral Tiongkok menyusul jeda enam bulan, dengan optimisme meningkat karena antisipasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve AS minggu depan. Harga emas spot naik 1,1% menjadi $2.662,98 per ons, pada pukul 06:41 WIB, Selasa (10/12/2024). Harga emas berjangka AS ditutup 1% lebih tinggi pada $2.685,50.

Sentimen utama kenaikan harga saat ini adalah laporan bahwa People’s Bank of China telah kembali melanjutkan pembelian emasnya. Dimulainya kembali pembelian oleh Tiongkok dapat mendukung permintaan investor di negara tersebut. Pada tahun 2023, Tiongkok adalah pembeli emas sektor resmi terbesar di dunia, tetapi PBOC menghentikan pembelian beruntunnya selama 18 bulan pada bulan Mei.

Aksi PBOC ini diharapkan dapat diikuti oleh bank sentral lainnya. Mengingat pembelian oleh bank sentral telah memainkan peran utama dalam mendukung rekor reli harga emas di tahun ini, bersamaan dengan pelonggaran kebijakan moneter dan ketegangan geopolitik.

The Fed AS memulai siklus pelonggaran suku bunganya dengan pemotongan 50 basis poin yang luar biasa besar pada bulan September, diikuti oleh pemotongan 25bps pada bulan November. Para pedagang memperkirakan peluang 86% dari pemotongan suku bunga seperempat poin persentase lagi dari bank sentral pada pertemuannya tanggal 17-18 Desember. Namun, jika Fed berhenti sejenak dan pesan yang mendasarinya ternyata berhati-hati, itu akan memberikan tekanan sementara pada harga emas.

Dalam jangka menengah, dorongan geopolitik dan tekanan bank melebihi hambatan apa pun. Sebagaimana saat ini, dimana eskalasi politik dan keamanan meningkat Timur Tengah saat pemberontak Suriah menguasai Damaskus setelah perang saudara selama 13 tahun, yang memaksa Presiden Bashar al-Assad melarikan diri ke Rusia.

Emas batangan dengan imbal hasil nol tumbuh subur dalam lingkungan suku bunga rendah dan biasanya menarik investor selama masa ketidakstabilan politik dan ekonomi yang intens.