Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Harga Emas menguat oleh melemahnya Dolar AS, meski kenaikan ini akhirnya tertekan kemudian oleh kenaikan imbal hasil bunga Obligasi AS. Sempat naik dari $1.308 ke $1.327,60, berakhir di  $1.312,55 per troy ons.

Awalnya, Dolar AS masih melemah atas sejumlah mata uang asing lainnya. Terlebih setelah Bank of Japan melakukan pengetatan kebijakan moneternya. Alhasil Harga emas naik. Sejurus kemudian, kabar dari Bloomberg menyatakan bahwa Cina mempertimbangkan untuk melakukan pembelian lagi Obligasi AS. Sebagaimana diketahui bahwa Cina merupakan Negara pemegang terbesar Obligasi AS. Kabar ini sekaligus menekan pasar saham pula.

Sikap Cina yang demikian ini, jika didasari pertimbangan bahwa tren kenaikan imbal hasil obligasi AS dalam jangka panjang telah berakhir, tentu bisa diterima. Sebaliknya jika sikap Cina tersebut lebih didasarkan pada upaya memainkan isu ini dimasa depan dalam hubungan Cina-AS, tentu menjadi masalah besar. Terbuka kemungkinan, Cina menggunakan isu ini untuk menekan AS agar menjauhi politik luar negeri Cina khususnya di seputar Laut Cina Selatan dan Semenangjung Korea.

Bukan hanya masalah kenaikan imbal hasil obligasi AS yang menekan harga emas pula, imbal hasil obligasi Jerman juga demikian. Lelang Obligasi Jerman terkini menunjukkan imbal hasil tertinggi sejak Juli lalu. Meski permintaan investor melemah, tak kurang daya tarik obligasi sebagai tujuan investasi mengalami kenaikan. Hal ini meluruhkan minat investor kepada Emas sebagi aset safe haven.

Melemahnya nilai tukar Dolar AS sejak akhir tahun lalu, memberikan pondasi kuat bagi kenaikan harga komoditi global. Harga minyak mentah masih bertahan diatas $60 per barel, dimana pada perdagangan hari rabu kemarin ditutup pada harga $63,67 yang merupakan harga termahalnya dalam tiga tahun terakhir ini. Imbas kenaikan harga komoditi ini membuat komoditi seperti emas masih cukup percaya diri akan tren kenaikannya.

Perlu diperhatikan bahwa para pedagang sedang menunggu apakah AS akan menerapkan sanksi ekonomi baru terhadap Iran. Saksi ini akan membatasi ekspor minyak negara yang sedang dirundung masalah dalam negeri tersebut.

Secara teknikal, pergerakan harga emas saat ini masih menjaga tren kenaikannya. Dalam jangka pendek, tren kenaikan masih terjaga dari hasil perdagangan selama satu bulan terakhir ini. Target kenaikan harga emas masih di $1.350 per troy ons. Dimana level resisten masih dikisaran harga $1.328 dan $1.335. Koreksi memungkinkan dengan target ke level support di area $1.308 hingga $1.304. (Lukman Hqeem)