harga emas menjaga tren kenaikannya, dengan bertahan diatas harga $1220 per troy ons. (Lukman Hqeem/foto Istimewa)

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Harga Emas berjangka naik pada hari Rabu (21/11), ke harga tertinggi mereka dalam dua minggu. Naiknya harga berkat pelemahan dolar AS, berlangsung sehari setelah kerugian yang diderita saham-saham teknologi dan energi yang membuat Indek Dow Jones dan S&P 500 harus kehilangan keuntungan mereka sepanjang tahun 2018.


Untuk kontrak pengiriman bulan Desember, harga logam mulia di bursa Comex naik $ 6,80, atau 0,6%, ke harga $ 1,228 per troy ons. Dimana catatan perdagangan mingguan mengalami kenaikan sekitar 0,4%. Catatan kenaikan ini sekaligus mencapai posisi harga tertinggi untuk kontrak paling aktif sejak 7 November.


Pada perdagangan hari Selasa, harga emas telah turun dan menghentikan laju kenaikan harga emas selama empat sesi perdagangan sebelumnya. Jatuhnya harga dalam perdagangan kemarin, didorong oleh kegagalan emas dalam mempertahankan dukungan terkait minat investor pada aset surgawi saat bursa saham mengalami aksi jual besar-besaran. Indek saham AS pada hari Rabu beralih naik menjelang libur perayaan Thanksgiving pada Kamis ini.


Jatuhnya bursa saham pada perdagangan hari Rabu, didasari kekhawatiran investor akan kondisi ekonomi global. Berbagai sentiment geopolitik dan perkembangan Perang Dagang, memicu keprihatinan akan pertumbuhan ekonomi internasional. Perasaan yang demikian ini membuat investor memilih untuk mengamankan diri lewat aset surgawi, emas.

Sayangnya, momentum ini juga gagal diraih oleh emas. Harga logam mulia ikut jatuh bersama dengan aset yang beresiko. Kondisi ini mengedepankan emas sebagai komoditi fisik yang klasik saja bukan sebagai alat pengaman investasi, safe haven.


Kenaikan harga emas pada perdagangan hari Rabu, tidak terlalu mengejutkan dengan kenaikan emas pada hari Rabu, yang dianggap sebagai wujud pemulihan harga dari jatuhnya bursa saham global. Disaat yang sama, Dolar juga melemah. Jatuhnya Dolar secara tajam, justru menimbulkan potensi pembalikan arah yang pada akhirna akan membuat harga emas terkoreksi pula.


Dolar AS memang melemah terhadap sebagian besar mata uang lainnya dalam perdagangan hari Rabu. Indek Dolar AS (DXY) turun hampir 0,2%. Dalam catatan perdagangan sepekan, Indek ini naik 0,2% meskipun secara bulanan masih merugi hampir 0,5%. Emas sering bergerak terbalik terhadap dolar. Pelemahan dolar dapat membuat emas lebih menarik bagi pengguna mata uang lainnya, sementara mata uang yang lebih kuat dapat mengurangi permintaan akan logam mulia. (Lukman Hqeem)