Harga Emas

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Harga emas terus naik sejak pembukaan perdagangan hari Selasa (04/12), melintasi level tertinggi di perdagangan sesi Senin. Harga mencapai titik tertinggi dalam lebih dari tiga minggu terakhir karena dolar AS tersandung gencatan dalam Perang Dagang AS – China. Indeks dolar AS, turun sekitar 0,1 %.


AS berharap ada aksi segera dari China pada masalah perdagangan setelah kesepakatan dicapai oleh para pemimpin negara itu, termasuk tarif yang lebih rendah pada mobil dan tindakan tegas terhadap pencurian kekayaan intelektual dan transfer teknologi secara paksa, demikian seorang pejabat Gedung Putih mengatakan pada hari Senin (03/12).


Sementara itu, dengan latar belakang perekonomin yang kuat, para pejabat Federal Reserve kemungkinan akan mempertahankan rencana kenaikan suku bunga mereka sepenuhnya. Sayangnya, pada hari Senin muncul data utama yang menunjukkan kondisi mulai goyah. Ini membuka perdebatan apakah kondisi ekonomi AS memang sekokoh kelihatannya.


Disisi lain, dengan prospek ekonomi global masih tampak suram mendekati akhir tahun. Sejumlah data ekonomi AS kembali mengecewakan. Indikator aktivitas pabrikan dan pesanan ekspor melemah pada bulan November, hingga mendorong para analis untuk memprediksi bahwa tidak ada kenaikan suku bunga secepat itu di tengah ketegangan Perang Dagang yang persisten.

Pelaku pasar menunggu kesaksian Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell kepada Komisi Ekonomi Kongres pada hari Rabu. Namun jadwal itu ditunda dengan adanya pemakaman mantan Presiden AS George H.W. Bush, dan akan dijadwal ulang di kemudian hari, kata komite itu.


Sementara itu Perdana Menteri Inggris Theresa May akan mendesak parlemen untuk mendukung kembali kesepakatan Brexit pada Selasa (04/12). Ini akan menjadi awal perdebatan selama lima hari yang berisiko tinggi yang dapat menentukan nasibnya. Termasuk apakah Inggris akan meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan.


Dari Prancis, protes selama tiga minggu dari “pasukan rompi kuning” telah memukul ekonomi negara itu dengan keras, dengan perdagangan di toko-toko, hotel dan restoran jatuh secara signifikan, demikian dikatakan Menteri Keuangan Bruno Le Maire pada hari Senin (3/12).


Situasi negatif yang berkembang di Prancis dan Inggris semakin memperkuat permintaan pasar terhadap aset safe havens. Tak heran bila penjualan produk emas oleh Perth Mint Australia melonjak hampir 75 persen pada November dari bulan sebelumnya ke level tertinggi dalam hampir dua tahun dengan adanya permintaan tambahan dari Eropa. (Lukman Hqeem)