ESANDAR, Jakarta – Harga Emas berakhir naik dalam sesi perdagangan Senin (30/10/2017). Ini merupakan kenaikan beruntun dalam dua sesi perdagangan terakhir.
Melunaknya dolar paska menguat tajam, menjadi sentimen positif bagi harga emas yang selama enam minggu dari tujuh minggu terakhir ini didera penurunan harga.
Untuk kontrak pengiriman bulan Desember, Harga Emas Berjangka naik $ 5,90, atau 0,5%, ke $ 1,277.70 per ons. Harga emas di $ 1,269.60 Kamis lalu merupakan yang terendah sejak 8 Agustus, sebelum harga logam kuning ini menguat tipis pada hari Jumat. Dolar sendiri melemah, dimana Indek Dolar AS turun 0,3% ke level 94,598. Indeks dolar yang terlacak ini naik ke tingkat tertinggi lebih dari tiga bulan di hari Jum’at karena semakin banyak indikasi yang muncul bagi keberhasilan rencana pemotongan pajak yang dijanjikan Presiden Trump. Reformasi perpajakan ini menjadi pendorong kuat naiknya Dolar dan Bursa Saham AS, faktor yang menekan harga emas habis-habisan.
Pasar masih menunggu dengan harap mengenai pergantian pimpinan The Federal Reserve. Kecondongan Presiden Trump untuk memilih Jerome Powell menggantikan Janet Yellen, memberikan harapan naiknya harga emas. Memang Powell dan ekonom John Taylor merupakan kandidat kuat pimpinan The Federal Reserve. Diperkirakan pada Kamis besok, Trump akan mengumumkan pilihannya.
Harapan bahwa Trump memilih Gubernur Jerome Powell akan melemahkan dolar, karena Powell dipandang lebih dovish daripada John Taylor. Disisi lain, ada spekulasi bahwa mungkin Trump akan menunjuk keduanya sebagai pimpinan The Fed. Dimana satu kursi sebagai Ketua dan yang lainnya sebagai wakil ketua. Ini merupakan kompromi yang mungkin berjalan dengan baik dan mungkin akan memperkuat dolar kembali. (Lukman Hqeem)