ESANDAR – Harga emas naik pada hari Selasa (14/01/2025), dibantu oleh melemahnya dolar AS dan risiko inflasi yang ditimbulkan oleh kebijakan tarif potensial Presiden terpilih Donald Trump. Kebijakan tersebut dianggap bisa memengaruhi laju pelonggaran dari kebijakan moneter Federal Reserve di tahun ini.
Harga emas di pasar spot naik 0,3% menjadi $2.668,79 per ons pada pukul 19:00 WIB. Harga emas berjangka AS naik 0,1% menjadi $2.682,30. Harga emas diuntungkan oleh laporan bahwa pemerintahan Trump sedang mempertimbangkan penerapan bertahap kenaikan tarif untuk mengurangi dampaknya terhadap inflasi. Berita ini memang menyebabkan sedikit penurunan imbal hasil Treasury AS dan melemahnya dolar.
Indek dollar AS (DXY) sendiri turun 0,3% dari level tertinggi lebih dari dua tahun yang dicapai pada sesi terakhir karena para pedagang mengurangi taruhan pemotongan suku bunga AS untuk tahun 2025 setelah laporan pekerjaan yang kuat. Dolar yang lebih lemah membuat emas lebih terjangkau bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
Investor menantikan data Indeks Harga Produsen (PPI) AS pada pukul 13.30 GMT dan angka Indeks Harga Konsumen (CPI) yang akan dirilis pada hari Rabu. Sebuah jajak pendapat Reuters terhadap para ekonom memberikan perkiraan rata-rata untuk kenaikan tahunan CPI sebesar 2,9%, naik dari 2,7% pada bulan November.
Angka penjualan ritel AS juga akan dirilis pada hari Kamis untuk wawasan lebih lanjut tentang ekonomi dan lintasan kebijakan Fed tahun 2025. Jika inflasi meningkat lagi berdasarkan kebijakan pengeluaran Trump, kita bahkan mungkin tidak melihat adanya pemotongan sama sekali dalam jangka menengah.
Emas batangan selama ini memang digunakan sebagai lindung nilai terhadap inflasi, meskipun suku bunga yang lebih tinggi mengurangi daya tarik aset yang tidak memberikan imbal hasil.