ESANDAR, Jakarta – Mengakhiri perdagangan di minggu ini, Harga emas membuka perdagangan hari Jumat dengan positif. Indikasi kuat, harga emas berusaha mencatatkan kinerja kenaikan mingguan beruntun kembali.
Harga emas dibuka pada $1.278,40. Sempat melejit naik hingga $1.283,85. Hingga tengah sesi perdagangan, harga emas bergerak di harga $1.281,25. Potensi kenaikan harga emas menuju ke harga $1.287. Dimana level psikologis kenaikan harga emas masih terjaga di $1.300. Konsolidasi di akhir pekan memungkinkan terjadi dengan aksi ambil untung yang bisa membawa jatuhnya harga emas hingga ke $1.266.
Pelemahan Dolar AS pada perdagangan Rabu dan Kamis, harga emas pada Jumat (17/11/2017) beringsut naik terus. Upaya membukukan kenaikan mingguan yang kedua berturut-turut. Perdagangan berlangsung dalam kisaran ketat di tengah ekspektasi terhadap kenaikan suku bunga AS pada bulan depan.
Sebelumnya pada hari Kamis, dolar AS tetap stabil setelah tersiar kabar bahwa para anggota parlemen dari Partai Republik mengambil langkah penting menuju perbaikan kode pajak terbesar sejak tahun 1980-an saat Dewan Perwakilan Rakyat AS menyetujui sebuah paket pemotongan pajak yang besar yang diajukan oleh Presiden Donald Trump. Dolar AS tergelincir dengan sentiment ini, dimana Indek Dolar AS terseok 0,2 persen.
Pada hari Kamis, data produksi industri AS mencatatkan kenaikan terbesar dalam enam bulan di bulan Oktober karena hambatan dari gangguan terkait bencana badai dianulir, namun tren pertumbuhan produksi yang mendasari pabrik, tambang dan utilitas negara tetap moderat. Data tersebut sempat mendorong naik dolar AS.
Beberapa komentar dari pejabat Federal Reserve juga hadir di hari Kamis. Presiden Fed Dallas Robert Kaplan kemarin mengulangi bahwa dia sangat berpikiran terbuka dan secara aktif memikirkan kemungkinan kenaikan suku bunga pada pertemuan kebijakan bank sentral AS selanjutnya.
Rekannya yaitu Presiden Fed San Francisco John Williams juga mengulangi pandangannya bahwa ekonomi AS berkembang cukup kuat bagi The Fed untuk terus menaikkan suku bunga secara bertahap selama beberapa tahun ke depan sekitar 2,5 persen.
Sementara itu Presiden Fed Cleveland Loretta Mester mengatakan bahwa dia merasa inflasi siap untuk naik, membuka jalan bagi The Fed untuk melanjutkan proses bertahap kenaikan suku bunga.
Dari belahan dunia lain, kemarin Gubernur Bank of England (BoE) Mark Carney menggemakan panduan yang telah diberikan BoE sebelumnya dengan mengatakan bawah BoE mungkin perlu menaikkan suku bunga beberapa kali lagi dalam beberapa tahun ke depan jika ekonomi Inggris berkembang seperti yang diharapkan. (Lukman Hqeem)