ESANDAR, Jakarta – Diawal perdagangan pagi ini, harga emas mencoba bangkit setelah pada perdagangan diawal minggu ini berakhir turun. Kini harga emas diperdagangkan di $1.321 per troy ons, lebih tinggi dari penutupan sebelumnya di $1.320,15.
Harga emas berakhir dengan nada negatif pada hari Senin dengan hadirnya tekanan dari dolar AS yang mulai menguat kembali. Sementara bursa saham berusaha mengimbangi dukungan dari perburuan aset safe haven sebelumnya. Pasar masih dihinggapi kegugupan tentang potensi perang perdagangan dan ketidakpastian baru bagi Uni Eropa (UE) setelah pemilihan umum Italia.
P ada hari Senin harga emas bergerak turun dari $1.327,60 ke $1.317,35 kemudian berakhir negatif di $1.320,15 atau lebih rendah 0,11% dibandingkan dengan penutupan di sesi sebelumnya.
Presiden Trump terus menekankan rencana tarif atau bea impor pada akhir pekan lalu dan sempat mengancam untuk mengenakan tarif pada mobil-mobil Eropa jika UE membalas rencananya dengan tarif mereka sendiri terhadap produk-produk AS.
Menguatnya dolar AS pada hari Senin, dengan Indeks Dolar AS naik 0,1% menjadi 90,00, membebani harga logam mulia, yang diperdagangkan dalam unit greenback. Indeks tersebut telah menyentuh level tertinggi enam minggu pada pekan lalu dengan semakin kuatnya prospek kenaikan suku bunga AS pada tahun ini sebelum kekhawatiran mengenai perang perdagangan menyeret dolar AS lebih rendah pada hari Kamis dan Jumat.
Ppemilihan umum Italia pada hari Minggu, yang tidak menghasilkan pemenang yang jelas, telah menumpahkan ketidakpastian baru ke pasar. Risiko terjadinya parlemen yang menggantung, kini membayangi dunia politik Italia juga zona euro karena tidak satupun dari tiga partai politik utama Italia yang dapat memerintah sendiri.
Italia bukan satu-satunya negara yang menjadi sorotan. Pakta pemerintahan bipartisan baru yang disepakati pada hari Minggu di Jerman dapat memicu ketidakpuasan para pemilih terhadap para pemain lama di panggung politik di negara yang paling penting di UE.
Sementara itu, logam industri sebagian besar bergerak lebih rendah, kecuali tembaga, karena para pedagang menilai dampak potensial dari rencana tarif Trump, termasuk dampak jangka panjangnya terhadap pertumbuhan ekonomi AS dan global. (Lukman Hqeem)