Emas

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Harga Emas naik memantul di atas level kunci $1.800 pada satu titik, didukung oleh mundurnya imbal hasil obligasi AS sementara investor mengamati rencana rilis risalah pertemuan terakhir Federal Reserve untuk mengukur lintasan suku bunga kedepannya. Patokan imbal hasil Treasury AS mencapai titik terendah hampir dua minggu, meningkatkan daya pikat emas karena cenderung menurunkan biaya peluang emas.

Pada perdagangan di pasar spot, harga emas naik 0,2% menjadi $1.794,37 per ons pada Rabu, 01.15 WIB, setelah melompat ke level tertinggi sejak 17 Juni di $1,814,78. Sementara di perdagangan bursa berjangka AS, harga emas menetap 0,6% lebih tinggi pada $1.794,2.

Terlihat bahwa bank sentral menolak gagasan untuk menaikkan suku bunga sebelum waktunya. Ini membuat Investor menyadari bahwa kebijakan moneter secara historis akan tetap sangat longgar dan itulah salah satu alasan mengapa kami melihat imbal hasil obligasi turun, yang membantu menstabilkan harga emas setelah jatuh tajam pada Juni.

Fokus pasar selanjutnya ada pada risalah dari pertemuan terbaru Fed, yang dijadwalkan pada hari Rabu, setelah kemiringan hawkish dari bank sentral AS bulan lalu, di mana pembuat kebijakan memproyeksikan dimulainya kenaikan suku bunga pada tahun 2023, mendorong emas mundur di bawah $ 1.800.

Emas mendapatkan kembali beberapa pijakan setelah data pada hari Jumat menunjukkan tingkat pengangguran AS berdetak lebih tinggi. Diyakini bahwa masih ada keberanian pada emas, karena inflasi harus terbukti sementara, yang menyiratkan bahwa harga pasar untuk kebijakan Fed terlalu hawkish. Dengan emas yang sudah berhasil mempertahankan tren naiknya, skenario ini pada akhirnya dapat mengkatalisasi kembalinya minat institusional yang dapat membuat harga naik di utara $1.900/oz.