Harga emas tertahan kenaikannya oleh penguatan Dolar AS.

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Harga emas membukukan sedikit penurunan pada hari Senin, dengan bertahan di atas $ 1.230 per troy ons. Ini merupakan tekanan dalam tiga sesi berturut-turut. Para pialang mencermati tren pelemahan dolar AS sehari menjelang pemilihan sela yang diawasi ketat.


Turunya emas mencerminkan pula sikap kehati-hatian investor. Ada sedikit penguatan Dolar AS dalam beberapa minggu terakhir ini. Sehingga emas lebih memilih mempertahankan posisinya.

Harga emas untuk kontrak pengiriman bulan Desember turun tipis $ 1, atau kurang dari 0,1%, ke $ 1,232.30 per ons, tepat ditengah antara harga tertinggi hari ini di $ 1,236.60 dan terendah $ 1,228.40. Harga $ 1,236, menjadi posisi penting untuk emas. Secara konsisten harga emas akan menguat jika mampu bertahan diatas posisi ini dengan target kenaikan terdekat setidaknya ke $ 1.266.


Pada saat penutupan kontrak pada minggu lalu, harga logam mulia sedikit lebih rendah setelah sebuah laporan menunjukkan pasar tenaga kerja AS yang lebih kuat dari yang diharapkan. Data ini menjaga tren kenaikan suku bunga Federal Reserve berikutnya yang kemungkinan akan dilakukan pada bulan Desember.


Kenaikan suku bunga akan menumpulkan daya tarik emas sebagai aset nonbunga, dan meningkatkan dolar, sehingga membuat harga komoditi yang dihargakan dalam dolar menjadi lebih tidak menarik bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya.


Data ekonomi AS terkini menunjukkan indeks non manufaktur yang disusun oleh Institute for Supply Management (ISM) merosot ke 60,3 bulan lalu dari tertinggi 21 tahun di 61,6 pada September. Dolar turun setelah paparan hasil survei ISM disektor jasa ini. Indek Dolar AS (DXY) turun 0,3% ke 96,286. Pada Kamis lalu, harga emas sempat menetap di level tertinggi dalam lebih dari tiga bulan ketika indeks melemah dan dorongan sentiment pasar saham yang ditutup suram pada kinerja bulan Oktober.


Meningkatnya risk aversion dengan indikasi aksi jual di pasar saham menambah dorongan pembelian ke emas dalam beberapa pekan terakhir dan jika dolar mulai kehilangan traksi karena berbaliknya nada Perang Dagang AS-China, maka ini bisa menjadi pendorong yang lebih kuat bagi harga emas untuk terus naik.


Para investor juga harus ingat bahwa bank-bank sentral di seluruh dunia seperti Cina, Rusia dan lain-lain dilaporkan telah menambah kepemilikan emas mereka. Perilaku bank-bank sentral tersebut dapat mengalahkan angin sakal dari dolar dan suku bunga dan menghasilkan reli harga emas yang mengejutkan. Seperti dilaporkan oleh World Gold Council, bahwa cadangan emas bank-bank sentral tumbuh 22% year-over-year di kuartal ketiga. (Lukman Hqeem)