ESANDAR, Jakarta – Harga emas bertahan diatas $1300 per troy ons, diawal perdagangan tahun 2018 ini. Melemahnya Dolar AS menjadi pendorong paling kuat kenaikan harga emas saat ini. Harga emas untuk kontrak pengiriman bulan Februari ditutup menguat $8,00 atau 0,61% di level $1305,30 per troy ounce.
Investor melirik Emas sebagai asset safe haven setelah indikasi lain menunjukkan ketidakpastian masalah geopolitik global. Kenaikan suhu politik keamanan di Semenanjung Korea dan Timur Tengah, memperkuat dorongan investor mengamankan investasinya. Sebagian investor belajar dari hasil perdagangan tahun lalu. Bahwa meski suku bunga AS dinaikkan, namun harga emas masih bisa membukukan kenaikan hingga mencapai 13,4%.
Kenaikan harga emas ini bukan tanpa resiko. Ditengah baying-bayang kenaikan suku bunga tahun ini sebanyak tiga kali, serta kenaikan pada Desember lalu. Harga emas berpotensi tertekan dengan penguatan Dolar AS. Pemangkasan pajak yang dilakukan AS juga digadang-gadang akan mendorong kenaikan Dolar AS. Namun demikian, pro kontrak paska UU Perpajakan ini disahkan, justru kontra produktif dengan Dolar AS itu sendiri. Investor melihat bahwa investasi berbasis dolar AS makin mempunyai resiko yang besar dengan adanya pemotongan pajak tersebut.
Situasi pembahasan reformasi pajak AS di akhir tahun lalu membuat sadar investor bahwa revisi pajak tersebut merupakan kegiatan yang tidak sepatutnya dilakukan ketika kondisi ekonomi AS sedang membaik. Hal ini banyak dipertanyakan investor dimana sisi defisit anggaran akan melebar $1,5 trilyun per tahunnya di kala ekonomi sedang membaik dan hal ini tentu membebani postur belanja dari Trump. Maka biaya hutang pemerintah makin berat dan ini tidak bagus bagi kemampuan kinerja ekonominya.
Di pekan lalu, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan sanksi baru kepada Korea Utara akibat dari masih membandelnya Pyongyang. PBB melarang 90% ekspor minyak dunia ke Korea Utara disertai dengan pelarangan pengiriman uang yang berasal luar negeri ke dalam negeri tersebut. Pihak Korea Utara rupanya kesal dengan upaya AS dan sekutunya yang terus menekan Pyongyang dan usaha tersebut sebagai usaha menjatuhkan harga diri dan martabat serta kedaulatan negara.
Dari lantai bursa Wall Street, dikabarkan hasil perdagangan tahun lalu mengalami pelemahan. Indek Dow Jones ditutup turun 0,48%. Indeks dolar melemah sebesar 0,5% di level 92,181.
Data indikator manufaktur Cina versi Markit diperkirakan akan menurun tipis ke 50.7 dibulan Desember dari 50.8 dibuan November. Indikator ekonomi Inggris dan AS, yaitu data manufaktur akan diumumkan pada hari ini.
Pasar Jepang masih libur hari ini. (Lukman Hqeem)