ESANDAR – Harga emas naik pada perdagangan di hari Kamis (02/01/2025), menjaga momentum sejak akhir tahun 2024 yang positif hingga memecahkan rekor. Para pedagang bersiap untuk pergeseran kebijakan yang diharapkan oleh Presiden terpilih AS Donald Trump yang akan membentuk prospek ekonomi dan suku bunga untuk tahun baru.
Emas batangan melonjak lebih dari 27% tahun lalu, kenaikan tahunan terbesarnya sejak 2010, karena pemotongan suku bunga substansial Federal Reserve AS, pembelian bank sentral yang kuat, dan meningkatnya ketegangan geopolitik mendorongnya ke beberapa rekor tertinggi tahun lalu.
Pada sesi perdagangan pertama di tahun ini, harga emas di pasar spot naik 0,4% menjadi $2.634,88 per ons, pada pukul 12:53 WIB. Emas berjangka AS naik tipis 0,2% menjadi $2.646,70.
Emas tampaknya berkonsolidasi dalam kisaran yang ketat. Ini sering kali menjadi penanda kondisi pasar yang siap untuk sebuah gerak terobosan. Diyakini bahwa terobosan itu akan mengarah ke atas.
Harga emas kemungkinan akan tetap bullish pada tahun 2025, didorong oleh risiko geopolitik dan ekspektasi meningkatnya utang pemerintah karena defisit fiskal yang dalam di bawah pemerintahan Trump, meskipun ada tantangan potensial dari pemotongan suku bunga Fed yang lebih lambat dan kekuatan dolar.
Pelaku pasar sekarang akan mengambil isyarat dari serangkaian data ekonomi AS yang akan dirilis minggu depan, yang dapat memengaruhi prospek suku bunga untuk tahun 2025, dan kebijakan tarif Trump. Ia akan dilantik sebagai presiden Amerika Serikat pada tanggal 20 Januari.
Para pedagang mengantisipasi bahwa The Fed akan mengambil pendekatan yang lambat dan hati-hati terhadap pemangkasan suku bunga lebih lanjut pada tahun 2025, karena inflasi terus melampaui target 2%. Menurut FedWatch Tool milik CME, pasar memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga pada bulan Januari hanya sebesar 11,2%. Emas, yang dipandang sebagai investasi yang aman di masa ketidakpastian geopolitik dan ekonomi, cenderung terdampak negatif oleh suku bunga yang tinggi.