ESANDAR – Harga emas di bursa berjangka terus menambah keuntungan, hingga pada perdagangan di hari Senin (15/04/2024) mampu mencatat rekor tertinggi baru. Pasar merasa was-was dengan krisis di Timur Tengah, dimana para pedagang menunggu tanggapan Israel setelah serangan Iran pada akhir pekan kemarin.
Harga logam mulia telah menghabiskan sebagian besar sesi perdagangan Senin ini lebih rendah, tertekan setelah data penjualan ritel AS yang lebih kuat dari perkiraan. Penjualan ritel AS naik 0,7% di bulan Maret, dibandingkan dengan kenaikan 0,3% yang diperkirakan oleh para ekonom yang disurvei oleh The Wall Street Journal.
Namun, meski emas sempat menemukan kembali gravitasinya setelah data penjualan ritel AS yang kuat pada hari Senin, dengan tanggal penurunan suku bunga Federal Reserve tidak terlalu penting dibandingkan dengan kembalinya inflasi atau pendorong geopolitik. Hal ini dimulai dengan lonjakan pembelian bank sentral dan kemudian investasi rumah tangga besar-besaran Tiongkok pada minggu lalu kini menjadi beralih pada masalah Timur Tengah.
Dengan latar belakang tersebut, kontrak teraktif emas berjangka bulan Juni ditutup pada $2,383 per ounce, naik $8,90, atau 0,4%, di Comex. Hal ini menandai rekor penyelesaian tertinggi baru, berdasarkan kontrak paling aktif.
Harga naik hingga $2,400.10 intraday selama sesi perdagangan reguler hari Senin, bertahan di bawah rekor tertinggi intraday hari Jumat di $2,448.80, ketika para pedagang memasang taruhan bahwa Iran akan segera menyerang Israel sebagai pembalasan atas serangan terhadap konsulat Iran di Suriah awal bulan ini.
AS dan PBB “memohon deeskalasi, dan Teheran sendiri mengatakan bahwa masalah tersebut ‘selesai untuk saat ini’. Ini terjadi setelah di akhir pekan, Iran meluncurkan lebih dari 300 drone dan rudal dalam serangan terhadap Israel, namun laporan berita mengatakan hampir semuanya ditembak jatuh oleh sistem pertahanan anti-rudal Israel.
Untuk alasan politik, Iran mungkin perlu mengungkapkan tanggapannya kepada publik karena serangan terhadap kedutaan sama seperti serangan terhadap wilayah mereka sendiri, namun mereka berhati-hati untuk mengatakan bahwa serangan itu hanya sebatas serangan itu. Iran mungkin sekarang akan menggunakan pengganti seperti yang mereka lakukan di masa lalu dan Israel akan mendesak lebih banyak bantuan dari AS. Ini membuat tidak yakin situasi akan meningkat kecuali Israel atau Iran menyatakan perang satu sama lain, yang mana adalah tidak mungkin dalam jangka pendek.
Namun situasinya bisa dengan cepat menjadi tidak terkendali. Masalah yang lebih luas bagi emas adalah dampak global dari perang regional lainnya, terutama pada pasokan minyak, dan apakah perang tersebut akan meningkatkan partisipasi aktif negara-negara lain seperti AS atau tidak. Pasar bagi sebagian pihak dianggap merespon berlebihan.
Volatilitas harga emas berpotensi tinggi karena situasi yang demikian. Pada hari Senin, harga emas berjangka sempat jatuh ke level $2,340.20 sebelum mencapai $2,400 pada puncaknya. Ada ketakutan terjadinya perang di Timur Tengah, meski belum terwujud namun cukup memicu serbuan pembelian nyata terhadap logam mulia.
Iran mengirimkan pesan dan pasar melihat selanjutnya bagaimana sikap Israel menanggapinya. Jika pengendalian diri dapat dilakukan maka masalah ini tidak akan terlalu menjadi masalah dalam jangka pendek.
Pasar emas merespon berlebihan dan membuka peluang tekanan untuk terjadinya penurunan saat ini karena kenaikan yang besar dan cepat dapat berubah menjadi periode konsolidasi. Disisi lain, jatuhnya harga emas bisa membuka peluang aksi beli kembali yang kuat di kalangan investor Barat. Hal ini dapat memperpanjang kenaikan harga yang telah kita lihat sejauh ini di bulan ini.