Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Harga emas akhirnya menembus level $2050 setelah mengancam sejak pertengahan Desember, didukung oleh data ekonomi AS, indek PCE yang meleset dari perkiraan. Ini merupakan alat ukur inti yang selama ini menjadi pilihan Fed dalam melihat inflasi. Angka yang dilaporkan turun ke level yang terakhir terlihat pada bulan April 2021 dan merupakan angka bulanan negatif pertama dalam lebih dari 3 tahun.

Pada perdagangan di hari Jumat (22/12/2023), harga emas berakhir di level tertinggi dalam lebih dari dua minggu. Harga naik untuk minggu kedua seiring pelemahan dolar AS. Imbal hasil Treasury juga merosot karena meningkatnya ekspektasi Federal Reserve akan memangkas suku bunga awal tahun depan. Harga emas di pasar spot naik 0,4% menjadi $2,052.69 per ounce, level tertinggi sejak 16 4 Desember. Menempatkannya pada jalur kenaikan mingguan sebesar 1,7%. Sementara harga emas berjangka ditutup 0,9% lebih tinggi pada $2,069.1.

Dengan hasil yang demkian, mengisyaratkan angka Fed Fund Futures di bawah harga saat ini dalam penurunan suku bunga kumulatif hampir 160 bps pada tahun 2024 dimana pemotongan suku bunga berpeluang pertama kali terjadi pada kwartal pertama tahun depan. Meskipun demikian, data ekonomi lainnya menunjukkan bahwa angka pesanan barang tahan lama (durable goods) dan indek sentimen konsumen Michigan telah meningkat secara signifikan. Ini sekali lagi menunjukkan ketahanan ekonomi AS dalam lingkungan kebijakan moneter yang ketat saat ini.

Selanjutnya pasar akan memantau dengan hati-hati data klaim pengangguran yang sejauh ini terus menolak penurunan,  akan dipantau secara ketat pada minggu depan. Dalam sepekan mendatang, sejumlah kalender ekonomi lainnya kemungkinan tidak akan memberikan pergerakan pasar yang drastis karena minggu perdagangan terakhir tahun 2023 tidak berisi data ekonomi berdampak tinggi dan kemungkinan akan tetap berada dalam kisaran tertentu.

Hal yang tetap harus terus dicermati adalah peristiwa-peristiwa risiko eksternal seperti perang yang sedang berlangsung di Ukraina dan Gaza. Setiap eskalasi yang signifikan dapat mendorong perpindahan ke aset yang lebih aman dan mendorong kenaikan harga emas lebih lanjut.

Secara teknis, melihat pada grafik harian XAU/USD di atas menunjukkan para pembeli ingin menguji ulang zona overbought pada Relative Strength Index (RSI). Seperti disebutkan di atas, dengan volatilitas minimal yang diperkirakan terjadi pada minggu mendatang, harga mungkin akan tetap berada di sekitar level saat ini. Target kenaikan selanjutnya adalah menjangkau harga $2080, dimana bila dapat ditembus, berpeluang mengangkat harga ke $ 2150. Sebaliknya, aksi ambil untung yang mendukung pergerakan kebawah dan menembus dibawah $ 2050, berpeluang untuk kembali menguji harga psikologis bawah di $ 2000.