Mengawali perdagangan di sesi Asia pada Rabu (06/12/2023), harga emas bergerak naik didukung oleh sedikit pelemahan dalam Dolar AS. Pasangan perdagangan XAU/USD yang biasanya memiliki korelasi terbalik dengan logam mulia, memanfaatkan koreksi Greenback untuk Rebound. Harga diperdagangkan pada kisaran $2038 pada pukul 07:00 WIB.
Dalam perdagangan di sesi Amerika Utara selamam, harga emas berakhir dengan penurunan tipis. karena dolar menguat, dimana logam mulia tersebut tetap berada di bawah rekor harga tertinggi yang dicapai pada hari Jumat. Harga emas untuk penyerahan Februari ditutup turun $5,90 menjadi menetap di $2.036,30 per troy ons. Harga logam mulia ditutup pada rekor $2.089,60 pada hari Jumat.
Kenaikan ini terjadi ketika dolar AS naik, sementara imbal hasil obligasi pemerintah melemah karena para pedagang memperkirakan Federal Reserve akan mulai memotong suku bunganya di tahun baru meskipun tidak ada tanda-tanda dari bank sentral yang bermaksud untuk mulai membalikkan kenaikan suku bunga hingga inflasi mencapai target 2%.
Indeks dolar ICE terakhir terlihat naik 0,32 poin menjadi 104,04, sedangkan obligasi dua tahun AS terakhir terlihat membayar 4,604%, turun 4,6 basis poin, sedangkan imbal hasil obligasi 10 tahun turun 8,0 basis poin menjadi 4,178%.
Prospek perdagangan emas di bursa berjangka dalam beberapa bulan mendatang sebagian besar bergantung pada dolar. Perlu diingat tren pelemahan Dolar AS mungkin ada batasnya karena ekspektasi penurunan suku bunga The Fed tahun depan. Hal ini karena jika ekspektasi penurunan suku bunga meningkat hingga 150 bps pada akhir tahun 2024, seperti perkiraan CBA, hal tersebut akan konsisten dengan resesi ringan di AS.
Dalam skenario itu, dolar AS akan cenderung menguat, dan harga emas di pasar spot naik 0,1% pada $2,020.89 per troys onz.