ESANDAR, Jakarta – Harga Emas berjangka naik secara moderat pada hari Rabu (10/10). Logam Mulia menemukan dukungan setelah turun, meskipun meningkatnya imbal hasil obligasi, yang mendekati posisi tertingginya sejak 2011, membatasi kenaikan harga logam mulia.
Untuk kontrak pengiriman bulan Desember, harga emas naik $ 1,90, atau 0,2%, di $ 1,193.40 per troy ons, memperpanjang kenaikannya selama dua sesi beruntun. Indek Dolar AS sendiri turun 0,2% pada 95,46, meskipun sepanjang tahun ini masih naik hampir 4%, memberikan kontribusi penurunan sekitar 9% untuk emas di atas kisaran yang sama. Imbal hasil pada Obligasi AS tenor 10- naik hampir 3 basis poin menjadi 3,237%.
Harga Emas cukup stabil dalam kisaran sempit meski dolar mem” besar ” dan kini kembali dari posisi tertinggi dalam tujuh minggu. Penguatan Dolar AS didukung oleh kondisi ekonomi AS yang kuat dan ekspektasi kenaikan suku bunga stabil oleh The Fed.
Federal Reserve sendiri telah meningkatkan suku bunga tiga kali pada 2018 dan diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan untuk keempat kalinya pada Desember, serta melanjutkan tren pengetatan bertahap pada 2019, menurut perkiraan Fed sendiri.
Logam mulia tidak menawarkan imbal hasil seperti Obligasi, komoditas tersebut rentan terhadap kemerosotan di lingkungan dengan tingkat kenaikan. Iklim itu juga cenderung mengangkat dolar, meredupkan daya tarik harga emas AS ke investor menggunakan mata uang lainnya. Tetapi pasar saham juga rentan terhadap meningkatnya imbal hasil obligasi dan tanda bahwa pasar ekuitas mundur cepat dapat kembali melanjutkan minat pada emas, kata para analis.
Jika S & P 500 berakhir lebih rendah pada hari Rabu, itu akan menandai kerugian beruntun kelima dan beruntun terpanjang kerugian sejak November 2016.
Sementara itu, indikator ekonomi yang dirilis Rabu, biaya grosir barang dan jasa AS terhenti pada bulan September, tetapi tingkat tekanan inflasi tampaknya telah mereda. (Lukman Hqeem)