Harga emas beringsut naik setelah Dolar AS terkoreksi oleh sentimen data ekonomi. (Lukman Hqeem)

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Harga emas beringsut naik dalam perdagangan awal minggu ini. Dorongan kenaikan harga emas dipicu oleh melemahnya Dolar AS paska data indek manufaktur yang dirilis oleh Bank Sentral AS wilayah New York.


Indeks manufaktur Empire State AS menunjukan perlambatan pada bulan September. Dari 25,60 dibulan Agustus menjadi 19 pada bulan ini. Data ini diterbitkan oleh Bank Sentral AS wilayah New York pada Senin (17/09). Penurunan yang terjadi jauh lebih besar dari yang diperkirakan para ekonom pada 23.20. Dengan data tersebut, terindikasi bahwa aktivitas bisnis tetap mengalami pertumbuhan secara keseluruhan. Jajak tersebut dilakukan pada sejumlah perusahaan di wilayah New York dibulan September.


Dalam jajak tersebut juga dilaporkan bahwa terjadi pula peningkatan pesanan dan pengiriman baru. Ha; ini cukup menggembirakan mengingat persediaan masih tetap bergerak lebih tinggi. Sementara Indikator pasar tenaga kerja menunjukkan peningkatan tingkat pekerjaan dan waktu kerja yang lebih lama.


Indeks harga hanya mengalami sedikit perubahan meski tetap tinggi. Hal ini menunjukkan peningkatan signifikan yang sedang berlangsung baik dalam harga input dan harga jual. Kedepannya, sejumlah perusahaan merasa cukup cukup optimis tentang prospek ekonomi AS setidaknya dalam masa enam bulan kedepan.


Dengan data tersebut, Indeks Dollar Amerika Serikat, DXY, yang mengukur dolar terhadap setengah lusin mata uang, turun 0,5% menjadi 94,487 pada perdagangan Senin. Sejumlah investor merasa skeptis dengan daya tahan reli Dolar AS dalam jangka pendek. Sikap yang demikian ini mendorong mereka untuk memilih logam mulia.


Aksi beli emas mendorong Logam Mulia untuk kontrak pengiriman bulan Desember berakhir naik $ 4,70, atau 0,4%, untuk menetap di $ 1,205.80 per troy ons. Emas membukukan kemenangan tipis untuk minggu lalu, tetapi membukukan penurunan selama dua sesi terakhir secara berturut-turut.
Ada pergeseran sentimen untuk emas dalam beberapa pekan terakhir, karena kinerja dolar telah mulai dipertanyakan. Jika ini adalah awal dari koreksi dolar, harga emas akan mendapatkan dukungan. Pergerakan komoditi logam mulia menembus level resistensi diatas $ 1.217 akan menjadi dorongan teknis utama untuk menandai perubahan tren.


Untuk saat ini, emas masih terjebak dalam kebuntuan dengan dolar. Namun, tanpa penurunan di pasar saham dunia atau sikap terburu-buru untuk melakukan short-covering oleh sejumlah hedge fund bisa mendorong harga emas lebih tinggi. Harga emas bisa bertahan di sekitar $ 1.200 sampai mendapati keputusan Federal Reserve yang baru terkait tingkat suku bunga setelah pertemuan kebijakan bulan ini. Pertemuan kebijakan moneter bank sentral berikutnya akan diadakan pada 25-26 September.


Harga Emas juga naik oleh karena jatuhnya bursa saham AS, yang terbebani karena kekhawatiran Perang Dagang AS-Cina melambung lagi. Pada hari Jumat, Bloomberg melaporkan bahwa Presiden Trump telah menginstruksikan para pembantunya untuk menambah tarif baru sekitar $ 200 miliar pada produk Cina. Tindakan ini dibalas Beijing dengan mengatakan mungkin akan menolak tawaran untuk pembicaraan perdagangan baru jika AS ngotot dengan tarif baru ini. (Lukman Hqeem)