Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Harga emas turun pada perdagangan di hari Senin (28/10/2024), terbebani oleh dolar yang lebih kuat dan imbal hasil Treasury yang lebih tinggi sementara para pedagang menunggu serangkaian data ekonomi AS untuk panduan tentang sikap suku bunga Federal Reserve AS.

Harga emas spot turun 0,6% menjadi $2.731,79 per ons pada pukul 17:27 WIB. Emas batangan mencapai rekor tertinggi $2.758,37 Rabu lalu, terangkat oleh permintaan safe haven dalam menghadapi risiko pasar dari konflik yang terus berlanjut di Timur Tengah dan Ukraina. Harga emas berjangka AS turun 0,4% menjadi $2.744,20.

Indek dolar, berada di jalur untuk bulan terbaiknya sejak April 2022, dengan kekuatan mata uang tersebut membuat emas kurang menarik bagi pembeli yang memegang mata uang lain. Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun naik ke level tertinggi dalam tiga bulan.

Prospek penurunan suku bunga AS memiliki ruang untuk mendukung permintaan investasi lebih lanjut dan mengangkat harga emas. Diyakini harga emas akan mencapai $2.900/oz dalam 12 bulan.

Data utama yang akan dirilis minggu ini mencakup ketenagakerjaan ADP pada hari Rabu, angka Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS pada hari Kamis, dan laporan penggajian hari Jumat.

Para pedagang melihat peluang hampir 95% dari penurunan 25 basis poin oleh Fed pada bulan November, yang akan memberikan dukungan lebih lanjut untuk emas yang tidak memberikan imbal hasil. Di sisi fisik, konsumsi emas Tiongkok turun 11,2% tahun ke tahun pada tiga kuartal pertama tahun 2024 karena harga yang tinggi menekan permintaan perhiasan, kata asosiasi emas yang didukung negara.

Nasdaq ditutup lebih tinggi menjelang minggu laba yang besar. Meskipun permintaan fisik di Asia, khususnya di Tiongkok, akhir-akhir ini lemah, saya kira fokus permintaan emas bergeser dari Timur ke Barat.