Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Harga emas melanjutkan penurunannya pada hari Sabtu (30/09/2023) dan berada di jalur penurunan bulanan dan triwulanan di tengah ekspektasi bahwa bank sentral AS akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama.

Pada perdagangan di pasar spot, harga emas turun 0,8% menjadi $1,850,44 per ounce pada 01:53. WIB, terendah dalam lebih dari enam bulan. Harga emas di bursa berjangka AS diselesaikan 0,7% lebih rendah pada $1,866.10.

Dengan hasil yang demikian, harga emas batangan diperkirakan akan berakhir pada bulan September dengan penurunan sebesar 4,6% dan mencatat kinerja kuartal tersebut dengan turun sebesar 3,6%, setelah Federal Reserve mengambil sikap hawkish.

Sayangnya, prospek harga emas kedepannya memang sangat terkait dengan kondisi suku bunga Fed. Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas, yang dihargai dalam dolar dan tidak menghasilkan bunga apa pun. Sebaliknya, Indek dollar AS (DXY) dan imbal hasil Treasury 10-tahun yang menjadi acuan justru menuju kenaikan triwulanan dengan prospek kenaikan suku bunga ini. Hal ini semakin menambah beban harga emas lebih lanjut.

Harga emas sempat naik sebanyak 0,8% setelah laporan inflasi yang lebih ringan. Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti (PCE) naik 3,9% secara tahunan di bulan Agustus, turun dari 4,3% di bulan Juli. Namun, indeks utama naik sebesar 3,5% pada tahun ini, naik dari 3,4% pada bulan Juli.

Permintaan emas sebagai lindung nilai terhadap kegagalan soft-landing sepertinya tidak akan hilang karena prospek perekonomian AS dalam beberapa bulan ke depan terlihat semakin menantang. Dari segi fisik, premi emas sedikit menurun di konsumen utama Tiongkok pada minggu ini, namun tetap tinggi karena tingginya permintaan investor di tengah melemahnya yuan dan kekhawatiran ekonomi.