Bursa saham AS jatuh, kepanikan melanda aksi jual.

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Bursa saham AS berakhir dengan melemah tajam pada perdagangan di hari Rabu (02/10/2022), karena pernyataan dari Ketua Fed Jerome Powell yang menghancurkan optimisme awal atas pernyataan kebijakan Fed. Mereka memutuskan untuk menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin tetapi mengisyaratkan bahwa kenaikan suku bunga yang lebih kecil mungkin akan segera terjadi.

Dalam sesi perdagangan yang bergejolak, ekuitas awalnya bergerak lebih tinggi setelah kenaikan suku bunga AS oleh The Fed diputuskan. Dengan kenaikan keempat kali berturut-turut dari bank sentral sebesar itu karena mencoba untuk menurunkan inflasi yang sangat tinggi.

Target suku bunga dana federal ditetapkan dalam kisaran antara 3,75% dan 4,00%, tetapi dampak dari kenaikan tersebut awalnya diredam oleh bahasa baru yang menunjukkan bahwa bank sentral memperhatikan dampak kenaikan suku bunga yang terlalu besar terhadap perekonomian.

Memang para investor telah secara luas mengantisipasi kenaikan suku bunga sebesar 75 basis poin ini, sambil berharap bahwa The Fed akan memberi sinyal tentang kesediaan mereka untuk mulai mengurangi kenaikan suku bunga pada pertemuan Desember mendatang. Sayangnya, komentar dari Ketua Fed Jerome Powell bahwa “sangat prematur” untuk berpikir tentang menghentikan kenaikan suku bunga telah membuat bursa saham berubah menjadi turun tajam.

Pernyataan Powell ini menjadi momen penuh frustasi bagi pasar dimana sebelumnya tidak diantisipasi. Memang apa yang disampaikan oleh Powell ini akhirnya dapat di pahami atau juga dimengerti. Secara garis besar, apa yang disampaikannya adalah hal yang benar saat ini. Pada akhirnya ini akan baik untuk ekonomi dan baik untuk pasar.

Indek Dow Jones turun 505,44 poin, atau 1,55%, ke 32.147,76, S&P 500 kehilangan 96,41 poin, atau 2,50%, ke 3.759,69 dan Nasdaq turun 366,05 poin, atau 3,36%, ke 10.524,80.

Setelah reli kuat pada Oktober yang membuat Dow Industrials membukukan persentase kenaikan bulanan terbesar sejak 1976 dan reli S&P sekitar 8%, tiga indeks utama di Wall Street tidak jatuh selama tiga sesi berturut-turut. Penurunan hari Rabu adalah persentase penurunan terbesar untuk S&P 500 sejak 7 Oktober.

S&P 500 sedikit lebih rendah sebelum pengumuman kebijakan, karena laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP menunjukkan gaji swasta AS meningkat lebih dari yang diharapkan pada Oktober, memberikan lebih banyak alasan kepada Fed untuk melanjutkan jalur kenaikan suku bunga yang agresif. Data ADP yang disampaikan oleh laporan penggajian swasta muncul setelah data pada hari Selasa yang menunjukkan lonjakan lowongan pekerjaan bulanan AS, menunjukkan permintaan tenaga kerja tetap kuat.

Investor akan lebih memperhatikan pasar tenaga kerja dalam bentuk klaim pengangguran awal mingguan pada hari Kamis dan laporan penggajian Oktober pada hari Jumat yang akan membantu mendorong ekspektasi kenaikan suku bunga.

Volume di bursa AS adalah 12,80 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 11,57 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir. Jumlah saham yang menurun melebihi jumlah yang meningkat di NYSE dengan rasio 3,38 banding 1; di Nasdaq, rasio 2,81 banding 1 mendukung penurunan. S&P 500 membukukan 22 tertinggi baru 52-minggu dan 20 terendah baru; Nasdaq Composite mencatat 108 tertinggi baru dan 203 terendah baru.